Jakarta – Retensi air merupakan masalah yang kerap dialami banyak orang. Disebut-sebut salah satu cara untuk menghilangkannya yaitu dengan konsumsi air garam. Apakah benar begitu?
Beberapa orang mungkin pernah mengalami masalah retensi air. Kondisi ini terjadi ketika cairan menumpuk di dalam tubuh. Penumpukan cairan ini biasa terjadi dalam sistem peredaran darah atau rongga tubuh.
Penumpukan cairan itu bisa menyebabkan pembengkakan di tangan, kaki, pergelangan kaki hingga wajah.
Dilansir dari Times of India, Sabtu (13/4/24), berikut penjelasan air garam yang ampuh atasi kelebihan air dalam tubuh, antara lain:
1. Penyebab retensi air
Retensi air dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perubahan hormonal, asupan natrium tinggi, dehidrasi, dan kondisi medis tertentu.
Gejala umumnya meliputi pembengkakkan di tangan, kaki, pergelangan kaki, serta kembung atau bengkak di perut.
Natrium merupakan salah satu komponen garam dan berperan penting dalam mengatur keseimbangan cairan tubuh. Mengonsumsi terlalu banyak natrium dapat menyebabkan retensi air dan membuat tubuh menahan kelebihan cairan.
Oleh karena itu, dalam mengatasi masalah ini, banyak orang sering disarankan untuk mengurangi asupan natrium.
Banyak orang mungkin berhenti makan makanan terlalu asin atau junk food. Namun, mereka beralih ke mengonsumsi air garam yang tentu mengandung natrium.
2. Kata ahli soal asupan air garam
Meskipun benar air garam memiliki efek diuretik dan meningkatkan frekuens buang air kecil, ide bahwa meminumnya di pagi hari dapat menghilangkan retensi air tidak berdasar.
Namun faktanya, konsumsi air garam, terutama dalam jumlah banyak dapat menyebabkan dehidrasi dan justru dalam beberapa kasus malah memperburuk retensi air.
Ahli gizi di India, Kajal Aggarwal memperingati, jika garam mengandung natrium yang mana natrium merupakan elektrolit dalam tubuh manusia. Jika natrium terlalu rendah atau tinggi, akhirnya menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh.
Ahli diet dan gizi klinis tersebut juga menyebut jika konsumsi air garam dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan retensi cairan. Kemudian akan menambah berat air pada tubuh seseorang.
Namun, ia menyarankan pasien dengan tekanan darah rendah yang mengalami gejala pusing, bisa mengonsumsi air garam ini. Atlet yang melakukan olahraga berat juga disarankan mengonsumsi air garam untuk mengatasi ketidakseimbangan elektrolit.
Pendiri Nurture and Health & Wellness Expert Shikha Agarwal juga memiliki pendapat serupa. Konsumsi air garam di pagi hari tidak akan menghilangkan retensi air, karena justru bisa memperburuknya.
Ia menjelaskan, asupan garam yang berlebihan mengganggu keseimbangan cairan. Menyebabkan ginjal menahan air untuk mengencerkan kadar natrium yang meningkat. Sehingga, menyebabkan pembengkakan dan edema.
Menurutnya, asupan garam tinggi juga meningkatkan tekanan darah dan mengganggu keseimbangan elektrolit. Sehingga, akan memperburuk retensi air.
Daripada mengonsumsi air garam, lebih disarankan untuk menjaga pola makan seimbang dan membatasi asupan garam sepanjang hari.
3. Cara lain untuk mengatasi retensi air
Beberapa ahli memang berpendapat jika minum air garam di pagi hari bisa membantu membuang kelebihan cairan tubuh dan mengurangi retensi air.
Mereka mengklaim, air garam bisa bertindak sebagai diuretik, menyebabkan peningkatan buang air kecil dan pembuangan cairan tertahan.
Meskipun minum air garam setiap pagi bukanlah ide yang baik, ahli diet klinis, Sangeeta Twari menjelaskan, jika seseorang bisa mengonsumsi sedikit garam dengan air di pagi hari.
Garam yang dilarutkan bisa garam Himalaya atau garam laut. Masukan sedikit garam tersebut ke air, larutkan, dan minum saat perut masih kosong.
Perlu diingat untuk mengonsumsi air garam ini dalam jumlah sedang. Jangan lupa konsultasikan terlebih dahulu pada ahli kesehatan. Selain cara ini, jangan sampai lupa juga untuk menjaga pola makan seimbang, tetap terhidrasi, dan aktif secara fisik. (*/pr)
Tinggalkan Balasan