Fakfak – Nelayan di kampung Otoweri atau yang dulu dikenal Kampung Sagam mengatakan kepada media ini, Ikan kakap putih di perairan payau Otoweri hingga perbatasan laut lepas menjadi tanggapan utama di bulan Oktober hingga Desember. Sebagian nelayan di Kampung Otoweri, biasanya menangkap ikan kakap putih untuk diambil gelembungnya atau Fish Maw untuk dijual.
“Biasanya ditangkap lalu diambil gelembungnya, setelah itu dijual ke pengepul dengan harga per kg bisa mencapai Rp. 300,000,00, kalau cuaca normal, ” ungkap Dayan, nelayan setempat saat dihubungi, Rabu, (15/11/2023).
Menurut penjelasan Dayan , ikan kakap putih diperairan payau kampung otoweri hingga perbatasan laut lepas jumlahnya sangat banyak, tergantung niat dan usaha mencari.
Gelembung ikan atau gelembung renang (Fish maw) merupakan salah satu organ pada ikan, berisi gas seperti oksigen dan memiliki tekanan yang berubah-ubah. Organ ini memiliki fungsi penting bagi ikan, seperti membantu untuk mengapung sehingga tidak harus berenang terus menerus untuk mempertahankan posisinya di dalam air.
Gelembung ikan akan mengatur volume tubuh ikan yang disesuaikan dengan berat jenis air pada kedalaman tertentu. Selain itu gelembung ikan juga menjadi salah satu alat ikan untuk beradaptasi.
Namun, tidak semua ikan memiliki gelembung ini. Ikan yang tinggal di laut dalam dan ikan yang memiliki tulang rawan seperti hiu, sepatu roda, dan sinar tidak memiliki gelembung ikan. Gelembung ikan yang banyak dicari adalah ikan jenis kakap, gulama, dan ikan kurau.
Seperti yang dilansir Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan KKP, menyebutkan selain fungsinya pada ikan itu sendiri, gelembung ikan ternyata memiliki manfaat untuk kesehatan manusia. Manfaat gelembung ikan, yakni sebagai sumber kolagen, meningkatkan metabolisme tubuh, dan meningkatkan kecerdasan bayi.
Sementara itu menurut cerita Dayan, ada juga ikan tenggiri yang muncul pada bulan Oktober hingga Desember, jumlahnya cukup banyak. Ikan tenggiri biasanya dijual dengan harga bervariatif.
“1 Kg bisa mencapai Rp. 25,000,00, untuk ikan tenggiri,” kata Dayan.
Selain ikan kakap putih dan tenggiri, perairan payau di sekitar Kampung Otoweri juga menyimpan kekayaan alam, yaitu udang yang melimpah. Nelayan Kampung Otoweri sering menjaring udang dan menjualnya ke pengepul namun pengepul tidak setiap saat ada di kampung otoweri sehingga nelayan lebih memilih menjualnya ke pasar Kampung Onar, Distrik Sumuri, Kabupaten Teluk Bintuni.
“Biasanya kami jual ke pengepul dengan harga Rp60,000,00 Per 1 Kg, namun kalau pengepul tidak datang, maka kami jual di Pasar Onar,” imbunya.
Kendala pasar masih menjadi faktor utama nelayan untuk menjual hasil tangkapan laut. Jauhnya jarak dan keterbatasan akses menuju Kampung Otoweri, Distrik Tomage, menjadikan hasil tanggapan tidak dapat dijual maksimal, alhasil nelayan mengkonsumsi sendiri atau dijual dengan harga murah.
Dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Fakfak sangat diperlukan. Dari informasi yang didapatkan saat wawancara, saat ini Pemerintah Daerah kabupaten Fakfak, sedang membangun jalan dari Distrik Bomberay menuju Distrik Tomage, Kampung Otoweri.
“Saat ini akses perlu ditingkatkan, dan saat ini sudah ada pembukaan jalan dari Bomberay ke Otoweri,” tutup Dayan. (jm/pr)
Tinggalkan Balasan