Jakarta – KBRI Den Haag menggelar Festival Indonesia Timur di De Broodfabriek, Rijswijk, Belanda. Setelah kesuksesan acara Indonesia Festival pada tahun 2022 dengan lebih dari 10.000 pengunjung, perhelatan tahun ini mengangkat tema khusus Indonesia Timur, Pada 2 Desember 2023.
“Festival Indonesia Timur ini maksudnya untuk menyediakan wadah atau tempat bagi Saudara-saudara kita dari komunitas diaspora Indonesia Timur untuk bisa saling bertemu, bersilaturahmi, berbagi dan juga menunjukkan tradisi dan potensi, baik itu kesenian tradisional, makanan, dan nilai-nilai adat budayanya. Mereka yang tinggalnya tersebar di berbagai wilayah di Belanda bisa kumpul bersama, reuni, dan yang lebih penting menjaga kelestarian budaya dan tradisi di antara generasi mudanya,” ungkap Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas, dikutip dari Kemenlu.org Pada Senin (04/12/2023)
Diaspora dari kalangan komunitas Indonesia Timur, seperti Maluku, Manado, Nusa Tenggara, dan Papua merupakan kelompok diaspora Indonesia terbesar di Belanda. Namun selama ini belum optimal paparan promosinya, baik dari segi sosial, budaya, ekonomi, termasuk kuliner dan industri kreatif. Untuk itu, tahun ini secara khusus KBRI Den Haag menyelenggarakan kegiatan festival yang ditujukan selain untuk promosi juga sebagai platform komunikasi dan kolaborasi bagi kelompok masyarakat Indonesia Timur.
Acara dibuka dengan pemukulan tifa oleh Dubes RI bersama perwakilan komunitas diaspora Indonesia Timur. Wakil Walikota Risjwijk, Armand van de Laar, tampak antusias dalam acara tersebut, mengapresiasi semangat kebersamaan diaspora Indonesia yang aktif dalam mempromosikan budayanya di Belanda.
Festival Indonesia Timur 2023 menghadirkan beragam pertunjukan seni dan bazaar makanan, minuman, serta produk UMKM.
Festival ini penuh dengan serangkaian dengan pertunjukan menarik. Panggung ‘Badansa dan Badendang’ semarak dengan hiburan, antara lain: tari-tarian khas Kepulauan Tanimbar oleh grup Lima Diti, ragam tarian dari Maluku oleh Maropi Perowano dan Sanggar Kelompok Bina Budaya Moar – Holland, alunan musik Sasando oleh Amor Frans dan Maureen Dumais, musik tifa oleh Culturegroup Tifa Bunji, pagelaran busana adat Malaka, Belu, Manggarai, Maumere, dan Nagekeo oleh Bintang Timur. Selain itu, pengunjung juga memadati area depan panggung dan turut berdansa diiringi lagu-lagu yang dibawakan oleh kelompok band seperti Black Brothers dan The Tuning, serta artis kenamaan Roy Tuhumury dan Yosina Roemajauw. Jajaran pengisi acara yang jumlahnya lebih dari 100 orang ini kesemuanya adalah warga diaspora Indonesia Timur.
Dalam kunjungannya, Dubes Mayerfas menegaskan, “Diaspora Indonesia di Belanda adalah yang terbesar di luar negeri, terutama dari Indonesia Timur. Ini adalah aset yang harus kita optimalkan, promosikan, dan kembangkan sebagai kekuatan bangsa. Keterlibatan aktif mereka penting dalam mendukung promosi dan memperkuat citra positif Indonesia.”
Di sekitaran panggung, terdapat area ‘Mari Makang’ di mana pengunjung dapat melepaskan kerinduan akan cita rasa makanan dan minuman khas Indonesia Timur yang jarang dan sulit didapatkan meskipun terdapat lebih dari 420 restoran Indonesia di Belanda. Papeda dan pindang ikan kuning, sagu sep dengan sayur daun papaya, ubi olso ikan rica atau ayam RW, dan es kacang merah adalah sebagian dari berbagai sajian unik dan eksotik yang dijajakan di 11 stand kuliner.
Sementara di sisi lain, berjajar 14 stand yang menawarkan bermacam produk UMKM dari makanan ringan, rempah, hingga wastra dan kerajinan di area ‘Pasar Balanja’. Festival juga dimanfaatkan untuk memberikan kesempatan eksposisi bagi sejumlah asosiasi masyarakat termasuk BUMN, seperti Indonesia Diaspora Network Netherlands (IDN-NL), Yayasan Pelita, dan BNI. Selain itu, sebagai mitra media, IndoMe Podcast, sebuah platform siniar berbahasa Belanda dengan target audiens WN Belanda keturunan Indonesia, juga membuka stand dan melakukan liputan serta wawancara dalam acara ini.
Meskipun cuaca tidak mendukung dengan turunnya hujan dan salju serta suhu yang mencapai minus, ribuan pengunjung tetap berdatangan dan menikmati Festival Indonesia Timur 2023 di Belanda. (JM/PR)(KBRI Den Haag)
Tinggalkan Balasan