Fakfak – Ketua Persatuan Bola Voli Indonesia (PBVSI) Kabupaten Fakfak, Baharudin Lahadalia mengharapkan open turnamen voli Bupati Cup tahun 2023 dalam rangka Hari Bhakti PUPR ke-78 dan HUT Kota Fakfak ke-123, tidak hanya menciptakan jiwa yang sehat, tetapi melahirkan anak-anak Fakfak berprestasi.
“Harapan kami tentu olahraga ini tidak menciptakan jiwa yang sehat, tetapi lebih dari itu melahirkan prestasi-prestasi anak-anak Fakfak yang bisa berkiprah di luar karena dia bisa bermain voli karena profesional,” ujar Ketua PBVSI Baharudin Lahadalia dalam sambutannya pada open turnamen voli Bupati CUP di GOR Krapangit Gewan Fakfak, Kamis (16/11/2023).
Oleh karenanya, Baharudin mengajak semua yang terlibat langsung dalam kegiatan ini menumbuh kembangkan semangat kebersamaan, soliditas, persamaan presepsi harus satukan.
“Kita sepakat bahwa sekian lama voli di Kabupaten Fakfak tidur terlelap, Insyah Allah pada hari ini kita bangun tidur sama dengan kita memasuki hari ulang tahun kota Fakfak yang ke 123, satu, dua dan tiga lari,” kata Bahar sapaan akrabnya.
Menurutnya, tidak hanya dalam perspektif olahraga khususnya voli tetapi dalam sisi lain, PBVSI berupaya semaksimal mungkin untuk berkontribusi positif baik dari sisi kehidupan sosial kemasyarakatan dan sisi yang lainnya.
“Melalui kesempatan ini juga saya sampaikan kepada wasit, sesuai janji yang sudah disampaikan ini menjadi suatu catatan dan harus menjadi haluan untuk kemudian dilaksanakan,” ujarnya.
Menurutnya, event ini sangat besar, karena baru pertama kali terjadi di Kabupaten Fakfak selama dia ada di Fakfak oleh karena itu netralitas dan profesionalitas wasit sangat di tuntut.
“Kami PBVSI Kabupaten Fakfak khusus untuk hal tersebut telah menghadirkan wasit nasional yang kita datangkan dari luar daerah. Harapan kami netralitas, sportivitas di peroleh oleh seluruh klub yang berkompetisi,” harapnya.
Ia juga berpesan kepada para klub sesuai janji pemain, sportivitas fair play dan menerima apa yang diputuskan wasit, itu menjadi hal yang tidak bisa dihindari dan tidak ada transaksional.
“Jangan kamu baku tipu lagi, kalau wasit sudah bilang salah tetap salah, jangan baku melawan karena wasit punya pedoman dan itu baku secara formil,” tegasnya. (pr)
Tinggalkan Balasan