Jakarta – Kanker prostat adalah kanker di dalam kelenjar prostat. Kondisi ini umumnya ditandai dengan gangguan buang air kecil. Pada sebagian besar kasus, kanker prostat menyerang pria usia di atas 50 tahun.

Dihimpin dari jurnal unair.ac.id, data kasus kanker prostat 5 tahun terakhir dari salah satu rumah sakit di Surabaya menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang menderita kanker tersebut berusia antara 61-70 tahun sebanyak 92 pasien (54.4%), 39 pasien (23.1%) berusia > 70 tahun, dan 38 pasien (22.5%) berusia 50-60 tahun.

Hingga saat ini penyebab kanker prostat belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker prostat, antara lain pertambahan usia, obesitas, paparan bahan kimia, dan pola makan kurang serat.

“misalnya kurang asupan antioksidan seperti likopen,” kata Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU(K), Kamis (22/02/2024) dalam (relaunching) Layanan Prostate Centre dan Couple’s and Well-being di RSCM Kencana beberapa waktu lalu

Kanker prostat awalnya tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, jika kanker makin membesar atau kelenjar prostat mengalami peradangan, penderita akan mengalami gejala berupa gangguan buang air kecil.

Pengobatan kanker prostat disesuaikan dengan tingkat keparahan kanker dan kondisi pasien secara keseluruhan. Metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah operasi, radioterapi, terapi hormon, kemoterapi, dan krioterapi.

Belum diketahui cara untuk mencegah kanker prostat. Namun, risiko terkena kanker ini dapat dikurangi dengan menjalani pola makan sehat, tidak merokok, membatasi konsumsi minuman beralkohol, dan berolahraga rutin.

Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU(K) mengatakan pasien kanker prostat yang di diagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini, memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai di atas 90 persen. Ia mengharapkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk peduli terhadap kanker prostat. Lakukan deteksi dini apabila mencurigai adanya gejala tertentu, seperti kesulitan buang air kecil, adanya darah dalam urine, kekuatan menurun dalam pancaran urine, serta adanya disfungsi ereksi.

“Kami sangat mengharapkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk peduli terhadap kanker prostat. Lakukan deteksi dini apabila mencurigai adanya gejala tertentu, “ jelasnya.

Kanker prostat merupakan penyebab kematian nomor enam tersering pada pria, dengan insiden global sebesar 30,7 per 100.000 pria dan angka kematian sebesar 7,7 per 100.000 pria.

Dari data yang dirangkum oleh media ini,  di Indonesia, kanker prostat menempati urutan ke-5. Dengan angka kejadian sebesar 11,6 kasus per 100.000 pria dan angka kematian sebesar 4,5 per 100.000 pria.

Apabila kanker prostat tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan kecacatan dan kematian. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kepedulian terhadap kanker prostat dan gangguan seksual pada pria. (jm/pr)