Fakfak – Ibadah Minggu pagi, (21/9/2025) di Gereja Kristen Injli (GKI) Jemaat Imanuel Fakfak, berlangsung khidmat dilayani oleh Rayon Kalvari dengan khotbah disampaikan Pendeta Frangki Paksoal, S.Th.
Ketua Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) GKI Imanuel Fakfak ini dalam khotbahnya yang bertema “Penebusan Rumah,”.
Pendeta Frangki Paksoal menggali makna mendalam dari Kitab Imamat 25:29-34. Ayat-ayat tersebut mengisahkan tentang aturan penebusan rumah di Israel kuno, membedakan antara rumah di perkotaan dan pedesaan.
Lebih dari sekadar transaksi jual beli properti, aturan ini menyiratkan perlindungan terhadap identitas keluarga, warisan iman, dan keberlanjutan generasi.
Pendeta Frangki menjelaskan, rumah di desa memiliki nilai yang lebih tinggi karena dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari mata pencaharian dan identitas keluarga.

Aturan penebusan yang lebih fleksibel bagi rumah di desa mencerminkan perlindungan Tuhan agar rumah tersebut tidak hilang dari kepemilikan keluarga. Sebaliknya, rumah di kota dianggap sebagai properti biasa, dengan aturan penebusan yang lebih ketat.
“Rumah bukan sekadar bangunan fisik, melainkan tempat keluarga berkumpul, kasih sayang diwujudkan, dan iman diturunkan,” ujar Pendeta Frangki dengan nada penuh semangat.
Ia mengingatkan jemaat bahwa rumah adalah pemberian Tuhan yang harus dijaga, bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai tempat ibadah dan pembentukan karakter anak-anak.
Khotbah ini mengajak jemaat untuk merenungkan kondisi rumah tangga masing-masing. Pendeta Frangki mengingatkan bahwa kesibukan duniawi, konflik, dan kurangnya komunikasi dapat merusak fungsi rumah sebagai tempat yang aman dan penuh kasih.
Ia menekankan pentingnya kehadiran Kristus di dalam rumah, bukan hanya secara fisik, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan keluarga.

“Tuhan hadir untuk menebus dan memulihkan keluarga kita,” tegasnya. “Jadikan rumah kita tempat di mana nama-Nya dimuliakan, tempat kasih sayang bertumbuh, dan tempat setiap anggota keluarga merasa aman, dihargai, dan dicintai.”
Di akhir khotbah, Pendeta Frangki mengajak jemaat untuk menjaga rumah tangga masing-masing dari kehancuran. Ia juga memberikan semangat bagi mereka yang merasa rumah tangganya sedang bermasalah, dengan keyakinan bahwa Tuhan sanggup memulihkan dan memberikan kehidupan yang lebih baik.
Pesan penebusan rumah ini bergema di hati setiap jemaat, mengingatkan mereka akan pentingnya keluarga dan iman dalam menjalani kehidupan. (Salmon Teriraun)
Dapatkan berita terupdate dari PrimaRakyat.Com di:
Tinggalkan Balasan