MTQ XI Fakfak 2025, Ali Baham Ajak Jaga Persaudaraan dan Hormati Batas Wilayah

Fakfak – Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat sekaligus mewakili Petuanan Ati-Ati, H. Ali Baham Temongmere, menekankan pentingnya menjaga persaudaraan dan mempertegas batas wilayah.

Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XI Kabupaten Fakfak di Kampung Kotam, Distrik Fakfak Timur Tengah, Rabu malam (1/10/2025).

Ali Baham menekankan pentingnya persatuan, silaturahmi, serta penghormatan terhadap nilai-nilai kearifan lokal. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga kebersamaan di bawah bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Tidak ada kata lain selain rasa syukur yang mendalam. Malam ini kita hadir di Kampung Kotam, sebuah kampung kecil yang penuh makna. Inilah anugerah Tuhan, kita ditempatkan di mana pun untuk terus bersilaturahmi dan memperkuat persaudaraan,” ujar Ali Baham.

Ali Baham turut menyinggung persoalan batas wilayah yang kini tengah dibicarakan pemerintah daerah di Manokwari.

Ia menjelaskan bahwa batas Petuanan Ati-Ati terbentang dari Kuama hingga Tanjung Besi, yang berbatasan dengan wilayah Amatota.

“Batas wilayah harus sesuai dengan undang-undang pembentukan kabupaten induk. Hal ini penting untuk ditegaskan agar tidak menimbulkan perselisihan di kemudian hari,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Ali Baham juga mengapresiasi pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang mendukung akses masyarakat, meski masih ada pekerjaan yang perlu diselesaikan.

Ia berharap semangat MTQ dapat menjadi dorongan bagi pemerintah daerah untuk menuntaskan pembangunan, termasuk pengaspalan jalan hingga ke wilayah pesisir.

“Semoga semangat MTQ ini bukan hanya melahirkan juara, tapi juga membawa berkah berupa pembangunan yang lebih baik di Fakfak,” tambahnya.

Ali Baham menutup sambutannya dengan mengingatkan masyarakat agar menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup sekaligus perekat silaturahmi antarumat beragama.

“Tuhan hanya memerintahkan dua hal: beribadah kepada-Nya dan menjaga silaturahmi. MTQ ini memberi makna bagaimana kita memahami ajaran ketuhanan sekaligus menyebarkan kedamaian dengan sesama,” ujarnya.