Fakfak – Suasana khidmat menyelimuti Ibadah Minggu pagi di Gereja Kristen Injili (GKI) Jemaat Imanuel Fakfak, Minggu (15/6/2025), saat Pendeta Frangki Paksoal, S.Th, memimpin pelayanan firman yang bertemakan “Kedatangan Raja Kemuliaan dalam Bait Allah”. Firman Tuhan diambil dari Mazmur 24:1-10, yang menjadi dasar refleksi spiritual bagi jemaat yang hadir.

Dalam pembukaan khotbah, Ketua Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) GKI Imanuel Fakfak itu mengajak jemaat untuk saling bersalaman sembari mengucapkan berkat, “Tuhan Yesus memberkati, damai sejahtera selalu menyertai.” Sapaan hangat ini menjadi simbol kebersamaan dalam kasih Kristus sebelum menyelami kedalaman firman Tuhan.

“Jemaat yang Tuhan kasihi, hari ini kita diingatkan bahwa Tuhan adalah Raja Kemuliaan,” ujar Pdt. Frangki membuka renungan.

“Mazmur ini bukan sekadar nyanyian untuk menyambut masuknya Tabut Perjanjian ke Yerusalem, melainkan seruan spiritual agar kita membuka gerbang hati bagi pemerintahan Allah dalam hidup kita.”

Pdt. Frangki menekankan pentingnya mengakui Tuhan sebagai pemilik segala sesuatu. Dalam konteks ini, jemaat diajak mengembangkan sikap stewardship atau pengelolaan yang bertanggung jawab terhadap dunia dan sumber daya yang Tuhan percayakan.

“Jangan hidup egois, tapi pedulilah terhadap sesama, lingkungan, dan keadilan sosial. Semua yang kita miliki hanyalah titipan Tuhan,” ujarnya.

Mengutip ayat 3 hingga 6, ia menegaskan bahwa hidup dalam kekudusan tidak cukup hanya secara ritual, tetapi harus terlihat dalam kejujuran, integritas, dan kesetiaan kepada Tuhan, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun pelayanan.

“Jangan kompromi terhadap dosa, walau tantangan zaman semakin kompleks,” pesannya.

Ayat 7 hingga 10 menjadi panggilan bagi setiap orang percaya untuk membuka hati bagi pemerintahan Tuhan secara total.

“Kita diajak untuk mengundang Tuhan menjadi Raja dalam keluarga, gereja, pekerjaan, dan seluruh kehidupan,” kata Pdt. Frangki.

Ia menambahkan bahwa iman yang sejati bukan hanya percaya, melainkan juga taat dan melayani sesuai kehendak Tuhan.

Di penghujung khotbah, Pendeta Paksoal menampilkan gambar “Yesus Mengetuk Pintu” karya seniman Holman Hunt. Ia menceritakan kisah di balik lukisan itu betapa Hunt sengaja tidak menggambar pegangan pintu di sisi luar.

“Ini bukan kesalahan. Gambar ini melambangkan pintu hati, yang hanya bisa dibuka dari dalam,” jelasnya. “Tuhan Yesus tidak memaksa; Ia mengetuk dan menunggu kita membuka hati dengan sukarela.”

Pendeta Paksoal mengingatkan jemaat yang masih bergumul dengan dosa untuk membuka pintu hati lewat doa. “Biarkan Tuhan masuk dan tinggal di dalam hidup kita,” tutupnya.

(Reporter/Editor: Salmon Teriraun)

Dapatkan berita terupdate dari PrimaRakyat.Com di: