Dalam kehidupan manusia, ada tiga unsur yang tak terpisahkan: tubuh, jiwa, dan roh. Ketiganya membentuk kesatuan yang membuat kita hidup, berpikir, dan memiliki kesadaran akan kehadiran Tuhan. Tanpa salah satu di antaranya, manusia tidak akan menjadi pribadi yang utuh. Hubungan antara tubuh, jiwa, dan roh ibarat segitiga yang saling menopang satu sama lain, menciptakan keseimbangan dalam kehidupan.

Tubuh adalah bagian yang kasatmata—daging dan tulang yang memungkinkan kita beraktivitas di dunia. Jiwa adalah pusat kepribadian: di dalamnya terdapat pikiran, emosi, serta kehendak yang mengarahkan setiap tindakan. Jiwa membuat kita mampu membedakan mana yang benar dan salah, baik dan buruk. Ketika seseorang melakukan sesuatu, seperti menolong atau justru mencuri, keputusan itu bersumber dari jiwanya.

Berbeda dengan jiwa, roh adalah bagian terdalam manusia yang berasal langsung dari Tuhan. Roh adalah anugerah ilahi—nafas kehidupan yang menghubungkan kita dengan Sang Pencipta. Melalui roh, kita dapat merasakan suara hati nurani, yaitu bisikan lembut dari Tuhan yang mengingatkan kita untuk hidup dalam kasih, menjauhi kejahatan, dan setia pada kebenaran. Roh menuntun kita untuk tetap terhubung dengan Tuhan meskipun dunia sering kali menarik kita menjauh.

Ketika seseorang meninggal dunia, roh-lah yang kembali kepada Tuhan. Namun, jiwa akan memikul tanggung jawab atas segala hal yang dilakukan selama hidup di dunia. Sebab jiwa adalah diri sejati kita—tempat di mana semua keputusan, pikiran, dan perasaan bermuara.

Tentang wujud roh itu sendiri, tak seorang pun dapat menjelaskannya. Roh adalah rahasia ilahi, bagian dari misteri ciptaan Tuhan yang melampaui akal manusia. Yang dapat kita lakukan hanyalah merawat keseimbangan antara tubuh, jiwa, dan roh agar hidup kita senantiasa selaras dengan kehendak-Nya.

“Sebab sebagaimana tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” — Yakobus 2:26.

(redaksi)

Dapatkan berita terupdate dari PrimaRakyat.Com di: