Surat Yakobus pasal 4 berbicara sangat tegas mengenai akar dari pertengkaran, iri hati, bahkan dosa yang sering terjadi di antara manusia: yaitu hawa nafsu yang bergejolak dalam hati. Kita sering kali menginginkan sesuatu yang tidak kita miliki, lalu muncul iri hati, perselisihan, bahkan ambisi yang membuat kita terpisah dari damai sejahtera Allah.
Yakobus juga mengingatkan bahwa doa yang hanya lahir dari keinginan hawa nafsu tidak akan dijawab Tuhan. Doa yang benar lahir dari hati yang tunduk kepada Allah, bukan dari keinginan untuk memuaskan diri sendiri. Karena itu, Yakobus menegaskan bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah. Artinya, ketika kita lebih mengutamakan kesenangan duniawi daripada kehendak Tuhan, kita sedang menempatkan diri sebagai lawan Allah.
Namun kabar baiknya, Yakobus menyatakan: “Kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu” (ayat 6). Allah tidak meninggalkan kita dalam kelemahan kita. Ia memberi kasih karunia bagi yang rendah hati, bagi mereka yang mau bertobat, merendahkan diri, dan mendekat kepada-Nya. Saat kita mendekat kepada Allah, Ia pun akan mendekat kepada kita.
Di akhir bagian ini, Yakobus mengingatkan bahwa hidup manusia sangat rapuh dan singkat, seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Karena itu, kita diajak untuk tidak menyombongkan diri dengan rencana-rencana kita, tetapi selalu berkata: “Jika Tuhan menghendakinya…”. Hidup kita bukan di tangan kita, melainkan sepenuhnya di dalam kendali Tuhan.
Perenungan untuk kita:

- Apakah ada iri hati, perselisihan, atau ambisi pribadi yang masih menguasai hati kita?
- Apakah doa-doa kita selama ini lebih banyak untuk memuaskan keinginan kita sendiri, atau sungguh-sungguh mencari kehendak Tuhan?
- Apakah kita masih sering merasa sombong dengan rencana, keberhasilan, atau apa yang kita miliki, tanpa menyadari bahwa semua itu hanya bisa terjadi jika Tuhan menghendaki?
Aplikasi Hidup
- Tunduk kepada Allah: Jangan biarkan keinginan daging memimpin, tetapi biarlah kehendak Tuhan yang memimpin setiap langkah kita.
- Lawanlah Iblis dengan firman dan doa: janji Tuhan jelas, ia akan lari dari kita.
- Rendahkan diri di hadapan Tuhan: kerendahan hati membuka jalan bagi pengangkatan dari Tuhan.
- Sertakan Tuhan dalam segala rencana: selalu ingat, “Jika Tuhan menghendaki, kami akan hidup dan melakukan ini atau itu.”
Doa
Tuhan Yesus, ampuni aku jika selama ini aku sering dikuasai oleh keinginan yang salah, oleh iri hati, oleh rencana yang tidak melibatkan Engkau. Ajarku untuk selalu merendahkan diri, mendekat kepada-Mu, dan menyerahkan segala rencana hidupku di dalam kehendak-Mu. Sebab hidupku adalah milik-Mu, dan aku mau berjalan seturut firman-Mu. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.
(Oleh: Salmon Teriraun/Pemimpin Redaksi)
Dapatkan berita terupdate dari PrimaRakyat.Com di:

Tinggalkan Balasan