Fakfak – Wakil Ketua Badan Pekerja (BP) Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, Pdt. Hizkia Rollo, S.Th, secara resmi membuka kegiatan Temu Raya III Guru Sekolah Minggu (GSM) GKI se-Tanah Papua, yang berlangsung di Gedung KONI Kabupaten Fakfak, Minggu (29/6/2025) siang.
Dalam sambutannya, Pdt. Hizkia Rollo menegaskan pentingnya menjaga kesatuan dan kasih dalam tubuh gereja serta memperkuat semangat persaudaraan lintas wilayah adat di Tanah Papua.
Ia menyebut kehadiran dirinya bersama Sekretaris Umum dan Pimpinan Wilayah VIII GKI sebagai mandatari Sidang Sinode ke-18 yang akan berakhir di Wondama.
“Kami datang tidak membawa dapur dan rumah kami, karena kami tahu rumah dan dapur kami ada di sini, di tengah saudara-saudara kami di Fakfak,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta.
Ia juga menegaskan, GKI di Tanah Papua, meskipun tersebar di tujuh wilayah adat dan enam provinsi, tetap satu dan tidak dapat dicabik-cabik oleh siapa pun.

“Persatuan ini sakral dan menjadi kekuatan utama kami sebagai gereja Tuhan di Tanah Papua,” kata Hizkia.
Pdt. Hizkia turut menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, yang juga hadir dalam kegiatan tersebut.
Menurutnya, kehadiran Gubernur, yang disebut sebagai kepala suku besar Arfak, merupakan simbol penting peradaban yang lahir di Tanah Papua sejak 5 Februari 1855.
“Kami percaya, nama Dominggus yang diberikan tidak salah. Beliau adalah pemimpin yang telah diberkati dan dipilih Tuhan untuk membimbing rakyatnya,” ucapnya.
Kepada Pemerintah Daerah, Hizkia menyampaikan apresiasi mendalam atas dukungan penuh dalam penyelenggaraan kegiatan ini, termasuk kepada jajaran Forkopimda, TNI/Polri, tokoh masyarakat, dan tokoh agama lintas iman.

Dalam kesempatan tersebut, Hizkia juga menyentil peran penting Guru Sekolah Minggu sebagai garda depan dalam menyelamatkan generasi muda Papua dari pengaruh buruk, khususnya minuman keras (miras) dan penyimpangan sosial lainnya.
“Negara boleh belum punya regulasi soal miras, tapi gereja dan guru sekolah minggu harus berdiri paling depan menyatakan perang terhadap miras. Tanpa perlu regulasi, cukup dengan iman dan keteladanan,” tegasnya.
Ia menekankan, kegiatan Temu Raya GSM ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi bagian dari rangkaian pembekalan rohani yang telah dan akan terus dilakukan oleh GKI di Tanah Papua, mulai dari pelayan firman, persekutuan wanita, kaum bapak, hingga kaum muda.
Hizkia juga menyinggung soal pembangunan nasional yang dinilainya harus mulai dirancang dari Papua, sebagai “negeri matahari terbit”, bukan selalu dari pusat kekuasaan di Jakarta. “Kita bangun dua jam lebih awal dari Jakarta. Maka perencanaan pembangunan seharusnya dimulai dari sini,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Pdt. Hizkia mengajak seluruh peserta Temu Raya untuk menjadikan momentum ini sebagai titik tolak perubahan pola pikir dan pelayanan dalam membina anak-anak dan generasi muda Papua.
“Kalau anak-anak bisa menyanyi satu suara, para guru pun pasti bisa membina dengan sehati. Inilah tahun kesehatian GKI di Tanah Papua. Mari kita satukan hati, menyatakan perang terhadap segala bentuk kejahatan, dan mencetak generasi pelopor masa depan Papua,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Ketua Klasis Fakfak, seluruh majelis jemaat, tua-tua adat, panitia, dan para pemateri yang hadir, serta kepada para tokoh lintas agama yang menunjukkan semangat kebersamaan dan toleransi di Tanah Papua.
“Ketika anak-anak Muslim Papua menyambut kami, anak-anak Kristen Papua, dengan nyanyian kasidah, itulah Papua sesungguhnya. Inilah wajah Indonesia sejati: satu tungku, tiga batu. Tuhan memberkati kita semua,” pungkas Hizkia.
Gubernur Mandacan: Tanah Papua Rumah Bersama
Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, dalam sambutannya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga kerukunan, persatuan, dan toleransi antarumat beragama di Tanah Papua.
Mandacan menyampaikan rasa syukur atas penyertaan Tuhan hingga ia dapat menjalankan tugas sebagai Gubernur Papua Barat periode 2025–2030. Ia juga mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat, khususnya keluarga besar GKI di Tanah Papua serta warga Fakfak.
“Mari kita saling mendoakan. Doa itu didengar dan dijawab Tuhan. Puji Tuhan, Alhamdulillah, hari ini kita masih diberi kesehatan dan kekuatan untuk mengabdi bagi pekerjaan Tuhan, bangsa, dan masyarakat,” ujarnya.
Mandacan juga mengingatkan pentingnya peran sejarah dalam kehidupan rohani masyarakat Papua, mengacu pada kedatangan penginjil Otto dan Geisler di Pulau Mansinam pada 5 Februari 1855.
“Tanah ini telah diberkati sejak firman Tuhan pertama kali dibawa masuk. Sekarang, tugas kita adalah menjadi berkat bagi orang lain,” katanya.
Menurutnya, setiap orang memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat, baik sebagai pejabat pemerintah, tokoh agama, maupun tokoh adat. Semua adalah bagian dari berkat Tuhan yang harus dimanfaatkan untuk kebaikan bersama.
Mandacan turut menyampaikan apresiasi kepada Bupati Fakfak dan seluruh panitia atas terselenggaranya Temu Raya GSM yang dinilainya sebagai wujud komitmen bersama dalam membangun generasi muda Papua yang berkarakter, bermoral, dan berakhlak mulia.
“Sekolah Minggu adalah wadah strategis dalam membentuk kepribadian dan karakter anak-anak sebagai generasi penerus gereja, bangsa, dan daerah. Para guru Sekolah Minggu berada di garda terdepan dalam menanamkan nilai keagamaan, moral, dan etika,” katanya.
Ia berharap kegiatan ini menjadi ajang berbagi pengalaman, peningkatan kapasitas guru, penguatan jaringan antar gereja, serta momentum refleksi atas tantangan ke depan dalam pengembangan pendidikan rohani anak.
Pemerintah Provinsi Papua Barat, lanjutnya, akan terus mendukung peningkatan kualitas pendidikan, termasuk pendidikan rohani melalui Sekolah Minggu. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk berkolaborasi demi Papua Barat yang maju, sejahtera, bermartabat, dan mandiri.
Di akhir sambutannya, Mandacan mengajak seluruh peserta dan masyarakat untuk menjaga nilai-nilai kebersamaan sebagai fondasi membangun Papua.
“Kita jaga Indonesia, Indonesia jaga kita. Kita jaga Tanah Papua, Tanah Papua jaga kita. Fakfak adalah rumah kita bersama. Mari hidup rukun dan damai lintas suku, agama, dan budaya. Ini modal utama membangun masa depan bersama,” pungkasnya.
Bupati Fakfak Sambut Temu Raya III GSM se-Tanah Papua
Bupati Fakfak menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta Temu Raya III Guru Sekolah Minggu (GSM) GKI se-Tanah Papua yang diselenggarakan di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Sambutan tersebut dibacakan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Fakfak, Donald S.H. Wenggi.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Fakfak, saya menyampaikan selamat datang kepada seluruh tamu undangan, khususnya peserta Temu Raya III Guru Sekolah Minggu se-Tanah Papua di Kota Perjuangan Fakfak, negeri yang menjunjung tinggi falsafah Satu Tungku Tiga Batu, Satu Saudara, Satu Hati – Idu-idu Manina,” ujar Bupati dalam sambutannya.
Bupati Fakfak mengungkapkan rasa syukur dan kehormatan karena Fakfak dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan besar ini, yang menurutnya merupakan momen penting untuk mempererat tali persaudaraan antar guru sekolah minggu se-Tanah Papua.
“Jangan sungkan untuk berinteraksi, baik dengan panitia maupun dengan masyarakat Kota Pala Fakfak. Jadikan pertemuan ini sebagai ruang untuk membangun kebersamaan,” lanjutnya.
Bupati juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh panitia serta pihak-pihak yang telah bekerja keras menyukseskan kegiatan ini.
“Kiranya Tuhan membalas segala jerih payah saudara-saudara semua. Kami mohon maaf jika terdapat kekurangan selama proses pembukaan, pelaksanaan, hingga penutupan nanti,” tuturnya.
Mengakhiri sambutannya, Bupati Fakfak mengajak seluruh peserta untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Temu Raya dengan baik, dan sekembalinya ke klasis masing-masing dapat menjadi garam dan terang bagi anak-anak sekolah minggu, demi masa depan gereja, bangsa, dan negara.
Temu Raya GSM GKI Satukan Kurikulum Sekolah Minggu
Ketua Panitia Temu Raya III, Maria M. Baransano, dalam laporannya mengatakan, Temu Raya III Guru Sekolah Minggu (GSM) GKI se-Tanah Papua tahun 2025 berlangsung mulai Minggu, 29 Juni hingga Rabu, 2 Juli 2025.
Kegiatan akbar gerejawi ini bertujuan meningkatkan pemahaman para guru Sekolah Minggu mengenai peran dan tanggung jawab mereka dalam pelayanan anak-anak di lingkungan gereja.
Disebutkannya, inti dari Temu Raya ini adalah penyatuan kurikulum pengajaran Sekolah Minggu bagi seluruh lingkup GKI, mulai dari tingkat sinode hingga klasis-klasis yang tersebar di wilayah pesisir dan pedalaman Tanah Papua.
“Ke depan, semua klasis akan menggunakan kurikulum yang sama. Ini penting agar pelayanan kepada anak-anak berjalan seragam dan sesuai standar gerejawi,” ujar Maria.
Lebih dari sekadar forum pembinaan kurikulum, Temu Raya ini juga menjadi wadah mempererat persekutuan serta memperkuat kerja sama di antara para pengasuh Sekolah Minggu.
Tema yang diangkat dalam Temu Raya kali ini adalah “Sehati Bersama Mewujudkan Kerajaan Allah”, dengan subtema “Bersama Membangun Kesehatian, Mewujudkan Kerajaan Allah dalam Pelayanan dan Persekutuan PAR GKI di Tanah Papua”.
Maria menegaskan pentingnya peran strategis guru Sekolah Minggu dalam membentuk karakter Kristiani generasi muda gereja.
“Para guru ini adalah ujung tombak pelayanan anak-anak sebagai generasi penerus gereja,” tegasnya.
Susunan panitia kegiatan telah ditetapkan sejak 21 Februari 2025, dengan Badan Pekerja Sinode GKI di Tanah Papua, Gubernur Papua Barat, Bupati Fakfak, Wakil Bupati Fakfak, dan Sekda Kabupaten Fakfak sebagai pelindung.
Sementara itu, jajaran penasihat terdiri dari unsur Kementerian Agama Kabupaten Fakfak, Bimas Kristen Kemenag Fakfak, Danrem 182/Jazira Onim, Kepala Kejaksaan Negeri Fakfak, Ketua Pengadilan Negeri Fakfak, Dandim 1803/Fakfak, Kapolres Fakfak, Kepala Bappeda Fakfak, dan Kesra Pemda Fakfak. Anggota DPR Papua Baray diantaranya Saleh Siknun dan Cliford Dandarmana juga turut memberi dukungan, bersama para koordinator seksi pelaksana.
Temu Raya ini menjadi momentum penting dalam membangun kesehatian antar pelayan Sekolah Minggu, serta memperkuat fondasi pelayanan anak-anak dalam tubuh GKI di Tanah Papua.
(Reporter/Editor: Salmon Teriraun)
Dapatkan berita terupdate dari PrimaRakyat.Com di:
Tinggalkan Balasan