Fakfak – Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat dengan karakteristik alamnya yang bergunung batu dan minim dataran, memiliki tantangan tersendiri dalam pembangunan ekonomi dan sosial.

Namun, tantangan ini seharusnya tidak menjadi penghalang, melainkan menjadi titik tolak untuk merumuskan strategi pembangunan yang khas dan berbasis pada potensi lokal.

Dr. Ronald Helweldery, M.Si salah satu Akademisi mengatakan, Kabupaten Fakfak dalam perjalanan sejarahnya, berbagai pendekatan telah dirintis oleh para pemimpin daerah Fakfak, yang jika dikaji dan diterapkan secara konsisten, dapat menjadi dasar bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sejak akhir 1990-an, di bawah kepemimpinan Bupati Matondang, telah dirumuskan sebuah filosofi pembangunan yang dikenal sebagai “Fakfak daerah berbatu harus digunakan pakuel untuk mendobrak”. Filosofi ini menekankan pentingnya terobosan (breakthrough) dalam menghadapi keterbatasan wilayah Fakfak.

“Implementasi dari filosofi ini terlihat dalam pembangunan infrastruktur jalan yang membuka isolasi antarwilayah, meningkatkan aksesibilitas, serta memperkuat solidaritas sosial dan partisipasi masyarakat,” ujar Ronald Helweldery.

Pendidikan juga menjadi salah satu fokus utama dalam pembangunan di masa itu, sebagai upaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada.

“Diera kepemimpinan Bupati Wahidin Puarada, pendekatan pembangunan semakin ditekankan melalui kajian ilmiah,” ujar Ronald Helweldery.

Saat itu, Pemerintah daerah melibatkan perguruan tinggi nasional seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melakukan riset dan menyusun strategi pembangunan berbasis potensi lokal.

“Pendekatan ini juga melibatkan seluruh elemen masyarakat sipil, termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan institusi pendidikan, untuk menciptakan strategi pembangunan yang lebih komprehensif dan berorientasi jangka panjang,” tuturnya.

Dengan demikian, pembangunan tidak hanya dilakukan dari perspektif pemerintah, tetapi juga melalui keterlibatan aktif berbagai pihak yang memiliki keahlian dan kepedulian terhadap kemajuan Fakfak.

“Di era kepemimpinan Bupati Untung Tamsil, fokus pembangunan bergeser ke sektor energi dan kelistrikan, yang menjadi faktor kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Selain itu, sektor pariwisata mulai mendapat perhatian lebih, dengan pengembangan spot-spot wisata yang memiliki potensi untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

“Langkah ini sejalan dengan upaya diversifikasi ekonomi Fakfak, yang tidak hanya bertumpu pada sumber daya alam, tetapi juga pada sektor kreatif dan pariwisata,” jelasnya.

Dengan kekayaan alam dan budaya yang unik, Fakfak memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata yang menarik, jika dikembangkan dengan strategi yang tepat dan berkelanjutan.

Meskipun berbagai upaya pembangunan telah dilakukan dalam berbagai era kepemimpinan, salah satu tantangan utama yang masih dihadapi adalah kurangnya konsistensi dalam implementasi kebijakan.

“Banyak program yang telah dirancang dengan baik, tetapi tidak selalu dijalankan secara berkesinambungan dari satu periode kepemimpinan ke periode berikutnya,” kata Helweldery.

Oleh karena itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) harus dikaji secara mendalam dan diimplementasikan dengan disiplin. Pembangunan Fakfak membutuhkan kesinambungan strategi dan kebijakan agar hasil yang dicapai dapat memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat.

“Selain itu, penguatan partisipasi masyarakat juga harus menjadi prioritas, karena pembangunan yang berkelanjutan hanya dapat terwujud dengan dukungan dan keterlibatan aktif dari seluruh elemen masyarakat,” tandasnya.

Dari semua itu, Ronald Helweldery menyimpulkan bahwa, Fakfak memiliki potensi besar untuk berkembang jika daya kreatif dan daya tarik ekonominya dijajaki dengan serius.

Filosofi pembangunan berbasis breakthrough, pendekatan berbasis riset, serta penguatan sektor infrastruktur dan pariwisata adalah langkah-langkah penting yang telah dilakukan.

Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga konsistensi implementasi kebijakan dan memastikan keberlanjutan pembangunan.

Dengan keterlibatan seluruh pihak, baik pemerintah, akademisi, masyarakat sipil, maupun dunia usaha, Fakfak dapat menemukan dan menegaskan kekhasannya dalam pembangunan.

Ke depan, tantangan utama bukan hanya tentang menemukan strategi baru, tetapi juga memastikan bahwa strategi yang sudah ada dapat diterapkan dengan disiplin dan berkesinambungan. (pr)

Dapatkan berita terupdate dari PrimaRakyat.Com di: