Jakarta — Provinsi Maluku berhasil meraih peringkat kedua kategori Penggerak Daerah Terpencil dalam ajang Mandaya Awards 2025 yang digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, bertempat di Ballroom Lantai 6, Plaza Jamsostek, Jakarta.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Kepala Badan Penghubung Provinsi Maluku, Saiful Indra Patta, yang hadir mewakili Gubernur Maluku. Adapun posisi pertama diraih oleh Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mandaya Awards merupakan bentuk apresiasi pemerintah pusat terhadap kontribusi nyata pemerintah daerah, lembaga, dunia usaha, akademisi, serta komunitas masyarakat dalam menggerakkan pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan nasional.
Pencapaian Maluku ini dinilai sebagai bukti pengakuan atas keberhasilan pemerintah daerah dalam mendorong kemandirian masyarakat desa, khususnya di wilayah terpencil, melalui program-program pemberdayaan yang berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menegaskan pentingnya membangun pendekatan yang berkelanjutan untuk menciptakan masyarakat yang mandiri dan bermartabat.
“Ukuran keberhasilan pemberdayaan adalah meningkatnya kualitas hidup masyarakat menjadi berdaya, mandiri, dan bermartabat,” ujar Muhaimin.
Ia menambahkan bahwa Mandaya Awards bukan sekadar penghargaan, tetapi simbol perubahan paradigma pembangunan—dari bantuan menjadi pemberdayaan, dari program menjadi gerakan, dan dari ide menjadi dampak nyata.
“Mandaya bukan sekadar penghargaan, tapi simbol perubahan paradigma: dari bantuan menjadi pemberdayaan, dari program menjadi gerakan, dari ide menjadi dampak nyata,” tegasnya.
Muhaimin juga menyoroti tantangan besar dalam pemberdayaan masyarakat, di tengah tingkat kemiskinan nasional yang masih berada di angka 8,47 persen dan indeks ketimpangan sosial 0,375.
Menurutnya, kebijakan publik harus menjadi investasi sosial yang menumbuhkan produktivitas masyarakat, bukan menciptakan ketergantungan.
“Setiap kebijakan harus menjadi investasi sosial yang menumbuhkan produktivitas, bukan ketergantungan,” ujarnya menutup sambutan.
Acara penganugerahan Mandaya Awards 2025 turut dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara dan tokoh nasional, antara lain Menteri Koperasi dan UKM Maman Abdurrahman, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Mukhtarudin, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, dan Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid.
Turut hadir pula Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Ahmad Riza Patria, Wakil Menteri Koperasi Farida Farichah, serta Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. (ds/pr)











Tinggalkan Balasan