Fakfak – Sebanyak 694 tenaga pendidik honorer di Kabupaten Fakfak resmi dirumahkan, menyusul kebijakan yang mengharuskan adanya Surat Keputusan (SK) baru sebagai dasar pembayaran gaji.

Keputusan ini berdampak luas pada berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK, SKB, PAUD, hingga SMP, SMA, dan SMK, termasuk sekitar 80 tenaga administrasi sekolah.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Fakfak, Amin Jabir Suaery, mengimbau para guru honorer untuk bersabar dan tetap berdoa, sembari menunggu kepastian lebih lanjut dari pemerintah daerah.

Amin Jabir menjelaskan bahwa para tenaga honorer tersebar di 17 distrik di Fakfak. Beberapa sekolah sangat bergantung pada guru honorer, sehingga kebijakan ini berpotensi membuat aktivitas belajar mengajar terhenti sepenuhnya.

“Ada sekolah yang seluruh gurunya adalah honorer. Jika mereka dirumahkan, otomatis tidak ada proses pembelajaran sama sekali,” ujar Amin.

Menanggapi situasi ini, PGRI telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Fakfak. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa tanpa SK baru, pembayaran gaji tidak dapat dilakukan.

Namun, Dinas Pendidikan berencana menggelar pertemuan dengan para kepala sekolah untuk mengevaluasi kebutuhan tenaga honorer yang mendesak.

Sebagai langkah sementara, Dinas Pendidikan mempertimbangkan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membiayai guru honorer yang memiliki peran penting, seperti wali kelas atau guru mata pelajaran esensial.

Meski dana BOS menjadi opsi darurat, penggunaannya tetap terbatas dan harus memperhitungkan urgensi kebutuhan di sekolah.

“Yang memungkinkan tetap mengajar adalah mereka yang berperan langsung dalam proses belajar mengajar, minimal untuk membantu biaya transportasi mereka,” tambah Amin.

Saat ini, Pemerintah Daerah Fakfak masih menunggu hasil koordinasi Sekretaris Daerah Fakfak, Sulaeman Uswanas, dengan pemerintah pusat.

Harapannya, ada solusi yang dapat menjamin keberlanjutan proses pendidikan dan menghindari kekosongan pembelajaran di daerah.

Sementara menunggu keputusan, Amin mengingatkan para guru untuk tetap bersemangat dan saling mendukung.

“Pengabdian para guru honorer sangat berharga bagi masa depan pendidikan di Fakfak. Kami berharap pemerintah dapat segera memberikan kejelasan demi keberlanjutan pendidikan anak-anak kita,” pungkasnya. (st/pr)