Fakfak – Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak menggelar pertemuan dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengidentifikasi fenomena pohon Pala Jantan dan Betina di Kantor BRIN Jakarta, Jumat (5/1/2024).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT mengatakan, pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan bersama atau MoU antara Pemerintah Kabupaten Fakfak dengan BRIN khususnya terkait rencana penelitian dan penerapan teknologi pada Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak.

“Dari pertemuan itu telah memperoleh hasil dan di bahas secara bersama-sama dengan tujuan nantinya akan ada dokumen kajian tentang jenis kelamin Pala baik Jantan dan Betina yang saat ini menjadi masalah dalam melakukan validasi,” ujar Widi sapaan akrabnya kepada media ini, Sabtu (6/1/2024).

Menurutnya, kajian tentang jenis kelamin pala sangat penting karena rata-rata Pala di fase belum diketahui jenis kelamin, sehingga dengan analisis ini akan diketahui karakter morfologi biji, buah dan fenologi pohon Pala jantan dan betina.

“Tentunya kita berharap akan dilakukan validasi hasil karakteristik secara morfologi dan molekul sehingga diketahui secara jelas bagian mana yang menjadi Pala jantan dan Pala betina,” jelasnya.

Di anggaran berikutnya akan dilakukan proses validasi dari hasil identifikasi yang saat ini sedang dilakukan untuk mengetahui hasil karakteristik baik secara morfologi maupun molekuler sehingga diketahui jelas jenis pala jantan maupun betina pada fase tersebut.

“Riset dan penelitian ini sangat penting terhadap karakter dari sebuah komoditi perkebunan karena memang setiap wilayah itu berbeda kondisinya,” kata Widhi.

Adanya riset penelitian ini akan diketahui secara jelas peruntukan kesesuaian lahan termasuk juga lokus lahan yang nantinya bisa dikembangkan.

“Dengan adanya kajian dan dokumen perencanaan itu akan semakin memastikan tingkat keberhasilan dari proses kegiatan-kegiatan yang hubungannya dengan program kegiatan perkebunan bisa lebih efektif dan efisien,” pungkas Widhi.

Diakui memang riset ini penting, karena berhubungan langsung dengan komunitas unggulan Pala, yang akan semakin menjamin proses pengembangan komoditas unggulan tersebut di Kabupaten Fakfak.

“Jika diketahui pada fase benih tadi ini secara otomatis pemilihan terhadap bibit juga sudah dipastikan mana yang jantan dan mana yang betina,” ujar kata Widhi.

Setelah mengetahui jenis kelamin Pala, sudah tentu membantu para pekebun atau petani pala untuk tidak bisa melakukan spekulasi menanam memastikan bahwa jumlah bibit pala di dalam sebuah area lebih dominan untuk berbuah.

“Kalau kita lihat hari ini rasio yang bagus itu adalah satu banding sepuluh, artinya di dalam satu area itu ada sepuluh betina dan satu jantan di dalam proses penyerbukan,” Widi misalkan.

“Jujur saja apa pun alasannya kalau pelaksanaan program dan kebiasaan tidak didukung oleh sebuah kajian riset atau dokumen yang sangat komprehensif, itu sangat sulit bisa menjamin terhadap kualitas maupun produksi dari suatu komoditi,” tandasnya. (pr)