Fakfak – Pendeta Brampi Ferdinand, S.Th memimpin ibadah minggu di Gereja Kristen Injili (GKI) Jemaat Iamuel Fakfak, Jln Ahmad Yani Kabupaten Fakfak, Papua Barat dihadiri umat Kristiani di lingkungan gereja tersebut, Minggu (2/2/2025) pagi Pukul 09.00 WIT.

Pendeta Brampi Ferdinand dalam khotbahnya terambil dari bacaan Alkitab Efesus 3:1-13 mengangkat tema “Panggilan Keselamatan Sebagai Anugerah”

“Kalau kita melihat judul berikut pada bacaan Alkitab Efesus 3:1-13 tentang Rahasia Panggilan Orang-orang yang Bukan Orang Yahudi, saya percaya kita pasti ada juga yang punya rahasia-rahasia tersendiri,” ujar Pdt Brampi dalam khotbahnya.

“Ada yang main-main rahasia juga di antara kita, Pasti, karena sesungguhnya ada hal bisa dikatakan dan ada hal yang harus disimpan sendiri,” tambahnya.

Karena itu tidak semua hal harus disampaikan, tetapi di dalam Kristus dan kebenaran dan keselamatan, itu harus dan wajib untuk kita kabarkan, tidak ada yang harus dirahasiakan.

“Bagian pembacaan Alkitab kita di hari ini adalah bagian yang dituliskan menjadi sebuah pesan penegasan kepada jemaat di Efesus dan bukan hanya kepada Jemaat di Efesus di kala itu saja, tetapi juga kepada kita, saudara dan saya saat ini,” kata Pdt Brampi.

Bagian pembacaan Alkitab di hari ini adalah suatu Kitab Wahyu yang kemudian disampaikan oleh Rasul Paulus dan dijadikan kepada orang-orang Yahudi.

“Kenapa? karena kebenaran pada saat itu tentang kasih karunia keselamatan, itu kebanyakan dipenjarakan pada orang-orang Yahudi di kala itu,” jelasnya.

Mereka, memenjarakan kasih karunia Allah sebagai hal yang milik mereka sendiri, tidak untuk orang lain.

“Mereka mengkhususkan diri, bahwa Allah itu milik mereka. Allah, Abraham, Isak, dan Jacub hanya milik orang Yahudi, sehingga orang di luar Yahudi itu menurut orang Yahudi bukan menurut saya, tidak layak untuk diberitakan kepada siapa pun di luar yang bukan suku yang tidak ada garis keturunan Yahudi,” ungkapnya.

Tetapi di dalam Kristus yang diturunkan kepada Rasul Paulus menegaskan bahwa sebenarnya anugerah keselamatan itu tidak dapat dipenjarakan oleh siapa pun.

“Sebab amanat Agung dari Yesus Kristus sangat jelas bagi kita di dalam Matius 28:19-20, perintah tentang harus mengabarkan Injil sampai ke seluruh dunia,” jelasnya.

Itu artinya di dalam Kristus kasih karunia itu tidak boleh dipenjarakan. Jadi kalau misalkan Tuhan sudah memberikan segala sesuatu bagi kita, misalnya berkat, jangan kita menahan untuk diri sendiri, karena jika kita tahan untuk diri sendiri, berkat itu tidak akan ada pada orang lain dan berkat itu juga akan berhenti sampai di kita.

“Saya ambil contoh air di dalam gelas sudah penuh, lalu kita takut jangan sampai air tumpah dari gelas, maka kita tidak timba air yang baru lagi, maka otomatis air di gelas akan tetap seperti itu, tidak ada pergerakan, tidak ada yang keluar dan tidak ada air baru yang masuk dalam gelas itu,” kata Pdt Brampi mencontohkan.

Tetapi, ketika air disiram terus maka air yang lama dalam gelas itu akan tumpah keluar dan air yang baru ada dalam gelas itu. Sangat jelas ada pergerakan air yang lama di dalam gelas itu akan keluar dan diisi oleh air yang baru.

“Sama halnya dengan berkat, anugerah dan keselamatan sendiri. Kalau saudara tahan berkat itu tetap ada di tangan saudara, maka tidak ada berkat baru yang datang,” ujarnya.

Tetapi jika melepaskan berkat yang ada pada diri kita, maka sudah tentu berkat yang baru akan datang, sehingga ada pembaharuan, peningkatan, dan akan ada pemulihan.

“Rasul Paulus dalam bagian ini menyampaikan kepada kita semua bahwa Injil itu milik semua orang, bukan untuk orang Yahudi,” jelasnya.

Berkat keselamatan, anugerah, keselamatan tidak hanya untuk orang Yahudi sebagai pilihan Allah menurut perjanjian lama, tetapi di dalam Injil, Anugerah, keselamatan itu tidak dapat dipenjarakan dan tidak dapat dibatasi.

“Betapa egois kita kalau kita bilang, kita sendiri yang akan masuk Surga dan tidak boleh orang lain, sehingga Tuhan itu benci dengan orang sombong dan egois,” kata Pdt Brampi.

Untuk itu, keselamatan harus dibuka lebar. Ada yang perlu mendengarkan dan disampaikan.

“Sama dengan dunia saat ini, banyak nonton-nonton kesaksian di Tiktok, Youtube dan lain sebagainya,” ujar Pdt Brampi.

Melalui media sosial ini, ada yang sudah mulai mengabarkan kesaksian tentang pengalaman Imannya, itu adalah rahasia yang diungkapkan supaya semua orang tahu dan itu hak dia, lalu Roh Tuhan sudah bekerja, kebenaran mau diungkapkan.

“Bagian ini juga menekankan tentang suatu panggilan bagi orang-orang percaya. Ada orang percaya yang dipanggil untuk melayani dan dia siap untuk melayani, tetapi ada orang percaya yang dipanggil tetapi mereka tidak tahu panggilannya. Mereka hendak merahasiakan kebenaran dan keselamatan itu,” kata Pdt Brampi.

Tuhan sudah berbuat banyak bagi dia, tetapi dia merahasiakan kebenaran dan keselamatan itu untuk tidak membagikan kepada orang lain dan itu ada pada Pendeta, Penatua, Syamas, Guru Sekolah Minggu dan Badan Pelayan Unsur.

“Ada Pendeta, Penatua, Syamas, guru sekolah minggu dan badan pelayan unsur seperti itu, dia memenjarakan kebaikan Tuhan untuk dirinya sendiri ada yang sembunyikan kebenaran itu sebagai rahasia untuk dirinya sendiri,” ujarnya.

Tetapi tidak kalah jauh dari pada itu sebenarnya, ada orang yang tidak diberikan status khusus dalam pelayanan, tetapi Tuhan pakai dia untuk membuka tabir keselamatan, kebenaran itu untuk orang lain.

“Ada yang bukan pendeta, penatua dan syamas, bukan guru sekolah minggu, bukan badan pelayan unsur, tetapi Tuhan pakai dia, kuasai dia untuk memberitakan kebenaran itu untuk semua orang tahu dan itu ada,” kata Pdt Brampi.

Kenyataannya adalah, kalau Tuhan mau pakai siapa pun, kapan pun, di mana pun, tidak ada yang bisa menghalangi atau membatasi, itulah kehendak Tuhan.

Dalam pembacaan ini juga menyampaikan kepada kita bahwa, di dalam Kristus, kita Selamat, karena anugerah keselamatan itu datang hanya ada di dalam Kritus, Yohanes 3:16 berkata, Karena Begitu Besar Kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya KepadaNya tidak binasa, melainkan memperolah Hidup yang kekal.

“Kemudian Yohanes 14:6 berkata Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Ini adalah suatu pernyataan Iman yang jelas dari Rasul Paulus untuk mengingatkan, mempertegas keimanannya kepada kita yang mendengarkan Firman,” ujarnya.

“Pesan Rasul Paulus kepada kita bahwa, tidak sia-sia Imanmu di dalam Kristus, karena ada Anugerah dan Keselamatan yang menjadi kepastian dalam kehidupan saudara dan saya,” tandasnya. (pr)

Dapatkan berita terupdate dari PrimaRakyat.Com di: