Fakfak – Pendeta M. Aritonang, S.Th memimpin ibadah minggu di Gereja Kristien Injili (GKI) Jemaat Imanuel Fakfak, Jln Ahmad Yani Kabupaten Fakfak, Papua Barat, dihadiri umat atau jemaat kristiani dilingkungan gereja tersebut, Minggu (27/10/2024) pagi pukul 6.00 WIT.

Pendeta Aritonang dalam Khotbahnya terambil dari bacaan Alkitab Kisah Para Rasul 9:1 – 19a mengangkat tema “Diubah untuk Berkarya Bagi Tuhan”

Dalam khotbahnya, Pdt Aritonang mengatakan

Paulus, yang sebelumnya dikenal sebagai Saulus, adalah seorang muda yang antusias menghancurkan para pengikut Yesus.

Terdidik baik dalam hal Taurat dan Yudaisme, tidak serta-merta membuat hidupnya baik. Justru Saulus menjadi seorang yang giat menganiaya orang-orang Kristen.

Hari itu dalam sebuah perjalanan ke kota Damsyik, ia berjumpa dengan seseorang yang akan mengubah seluruh jalan hidupnya.

Perjumpaannya dengan Tuhan Yesus di sebuah jalan ke Damsyik, segera menyadarkannya tentang dosa yang selama ini dilakukannya. Matanya memang buta saat itu, tetapi hatinya dicelikkan oleh Tuhan.

Di sisi lain, kita melihat pergumulan Ananias, murid Tuhan di Damsyik. Saat itu Tuhan Yesus berbicara kepadanya melalui sebuah penglihatan.

Tugasnya sederhana, pergi menemui Saulus, lalu menumpangkan tangan atas matanya supaya Saulus boleh melihat kembali.

Ananias enggan melakukannya karena reputasi Saulus yang terkenal jahat itu. Tetapi Tuhan meyakinkannya bahwa Ia punya rencana atas hidup Saulus.

Bagi Ananias, menolong Saulus adalah tindakan yang sia-sia, karena bagaimana mungkin Saulus akan bertobat? Tetapi kita bersyukur, tidaklah demikian cara pandang Allah.

Ia melihat Saulus sebagai seseorang yang layak diselamatkan, bahkan Allah punya rencana indah atas hidupnya. Allah tidak hanya melihat sisi buruk dan kelam hidup seseorang saja. Itulah cara Allah bekerja.

Allah mencari dan menjumpai Saulus yang berdosa, lalu menyadarkannya. Hal yang sama juga masih terus Kristus kerjakan kepada banyak orang sampai sekarang ini.

“Bacaan kita hari ini menuntun kita untuk merenungkan satu hal ini, yakni tidak peduli seberapa buruk dan kelamnya masa lalu kita, Allah mengasihi kita. Allah mau kita bertobat dan membiarkan Allah mengubah hidup kita,” ujar Pdt Aritonang.

Sambungnya, tidak peduli bagaimana orang lain memandang kita sebagai seorang yang buruk dan tidak layak. Yesus memandang kita berharga dan Ia mau menyelamatkan kita.

“Maukah kita bertobat dan membiarkan Kristus terus mengubah hidup kita? Apa yang terjadi dengan Saulus dalam perjalanannya ke Damsyik? Siapakah Ananias? Apakah yang dilakukan Ananias kepada Saulus? Berdoalah agar Tuhan memakai setiap karunia dan talenta yang dimiliki anak-anak Tuhan untuk melayani Tuhan dan sesamanya, sehingga boleh memuliakan nama Tuhan,” pintanya. (pr)