Fakfak – Pendeta Franky Paksoal, S.Th memimpin ibadah subuh di Gereja Kristen Injili (GKI) Jemaat Imanuel Fakfak, Minggu (2/3/2025) pukul 6.00 WIT.

Ibadah yang dihadiri oleh jemaat setempat ini mengangkat tema penting tentang ketaatan dan iman, dengan mengambil inspirasi dari kisah Abraham dalam Alkitab, khususnya Kejadian 22:1-18.

Dalam khotbahnya, Ketua Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) GKI Imanuel Fakfak ini mengajak jemaat untuk merefleksikan sosok Abraham sebagai seorang yang dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit dalam hidupnya.

Sejak dipanggil oleh Allah untuk meninggalkan kampung halamannya, keluarga, dan segala kenyamanan yang dimilikinya, Abraham menunjukkan ketaatan yang luar biasa (Kejadian 12).

Namun, ujian terberat yang dihadapinya adalah ketika Allah memintanya untuk mempersembahkan Ishak, anak yang sangat dikasihinya, padahal Allah telah berjanji bahwa keturunan Abraham akan seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut (Kejadian 15:5; 22:17).

Pendeta Franky menggambarkan perjalanan Abraham dan Ishak menuju gunung Moria, yang berjarak sekitar 50-60 mil dari Bersyeba, sebagai momen yang penuh pergumulan.

Selama tiga hari, Abraham berjalan dengan keyakinan bahwa Allah akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran (Kejadian 22:8). Ketaatan Abraham bukanlah ketaatan yang tanpa pergumulan, melainkan ketaatan yang lahir dari iman yang teguh akan janji Allah.

Kisah Abraham ini menjadi pelajaran berharga bagi setiap orang Kristen. Pendeta Franky menekankan bahwa iman dan ketaatan kita kepada Allah harus nyata dalam kehidupan sehari-hari.

“Kita tidak boleh meragukan kuasa Tuhan dalam hidup kita. Apa yang Tuhan ajarkan melalui Firman-Nya, harus kita lakukan dalam hidup kita setiap hari,” ujarnya.

Lebih lanjut, Pendeta Franky mengingatkan jemaat bahwa berkat Tuhan tidak hanya untuk dinikmati secara pribadi, tetapi juga untuk keluarga, keturunan, dan orang-orang di sekitar kita.

“Menjadi orang Kristen bukan sekadar status di KTP. Identitas kita sebagai orang Kristen harus tercermin dalam ketaatan dan iman yang nyata,” tegasnya.

Allah yang kita sembah adalah Allah yang setia. Dia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita. Dalam setiap pencobaan, Tuhan selalu menyediakan jalan keluar sehingga kita mampu menanggung setiap persoalan dan pergumulan hidup.

Dalam rangka memperingati minggu sengsara Tuhan Yesus, Pendeta Franky mengajak seluruh jemaat untuk semakin mempercayakan hidup kepada Tuhan.

“Mari kita belajar dari Abraham, taat dan siap menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan. Sebab, Ia adalah Allah yang setia dan tidak pernah gagal menepati janji-Nya,” tutupnya. (Salmon Teriraun)

Dapatkan berita terupdate dari PrimaRakyat.Com di: