Jemaat yang Tuhan Kasihi Kita sudah mencapai hari ke-12, Hari Minggu ke-2 dalam bulan Januari 2025, tema  fokus tahun pelayanan yaitu “kesehatian” yang masih terus menjadi acuan untuk kita  perhatikan, yaitu yang dimaksud dengan tahun kesehatian adalah “Penekanan kepada  sinergitas pikiran, hati dan tindakan di dalam melaksanakan semua keputusan Gereja  dan melahirkan budaya baru berbasis nilai-nilai Kesehatian, Ketekunan, Kesetiaan dan  Ketaatan Iman.

PENERAPAN  Kesehatian yang dituntut dalam Firman Tuhanyang mendatangi kita pada minggu  kedua bulan Januari 2025 dari 1Korintus 1:18-31 setidaknya ada 4 (empat) bagian  yang menjadi pesan bagi bangunan kesehatian kita, yaitu.

Pertama : Pemberitaan tentang salib adalah kekuatan Allah, negeri kita Papua adalah  bukti dari datangnya Allah yang menjumpai Papua dengan kekuatan Allah melalui  pemberitaan Injil para Zendeling, guru jemaat, penginjil. Papua mengakui bahwa  perdamaian dan Syalom Allah bagi semua suku bangsa di Tanah Injil Papua, Tabi,  Saireri, Ha Anim, La Pago, Mee Pago, Domberai, Bomberai” hadir dan bertumbuh  karena pemberitaan tentang kekuatan Allah, Injil Tuhan Yesus bagi dunia dan bagi  bangsa Papua.

 Kedua  Papua dahulu bukan kurang hikmat meskipun dituding sebagai “kafir dan  primitif”‘, mereka hidup sesuai norma alam yang menuntun mereka, tetapi saat  ‘kekuatan Allah”, hikmat Allah yaitu Tuhan Yesus Kristus dinyalakan”, maka ada “sinar  ajar yang baka” (Ny.Roh 105), ada “terang Matahari yang menyinari” (Ny Roh 106), itu  adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah yang sudah mendatangi dan menjumpai kita di  tanah Papua.

Ketiga : Sekarang kita bersatu di dalam Injil, Ha Anim bersatu, La Pago bersatu, Mee  Pago bersatu, Domberai bersatu, Bomberai bersatu, Saireri bersatu, Tabi bersatu, kita  persatu bersama bangsa-bangsa yang lain, bangsa Toraja, bangsa Ambon, bangsa  Makassar, bangsa Sangihe, bangsa Timor, bangsa Bali, bangsa Jawa, bangsa Banjar-  Doyok, bangsa Batak di dalam Tuhan Yesus kita menjadi satu keluarga, satu  persekutuan, satu solidaritas, kita bergandengan tangan dan dituntun oleh Tuhan  Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja yang esa di tanah Papua.

(Buletin Imanuel Fakfak, Minggu 12 Januari 2025)

Dapatkan berita terupdate dari PrimaRakyat.Com di: