Fakfak – Pembongkaran bangunan SD Negeri 1 Saumlaki akibat gempa tektonik tanggal 10 Januari 2023 lalu yang menghantam wilayah di sekitar Kabupaten Kepulauan Tanimbar kini menjadi polemik lantaran semua kalangan menghendaki pembangunannya berada di lokasi yang baru yang telah disiapkan pemerintah setempat.

Lantaran itu, para guru dan orang tua murid rapat bersama membahas persiapan relokasi termasuk pembongkaran gedung yang telah berusia 21 tahun itu.

Perwakilan Komite Sekolah Agustinus Rahanwarat membenarkan rapat tersebut.

“Ya benar ada rapat pagi tadi dan dihadiri seluruh orang tua murid, tidak lain membahas teknis pembongkaran gedung dan giat relokasi yang direncanakan pekan depan”, pungkas Rahanwarat yang juga alumni SD Negeri 1 lulusan 1993.

Dia menyebutkan, tersebut dihadiri kepala bidang pembinaan SD Disdikbud Kepulauan Tanimbar, Julius Batlayeri, Kepala Seksi Sarana Prasarana Disdikbud Deky Futwembun, Dandim 1507 Kol. Inf. Hendra Suryaningrat yang merupakan orang tua murid serta stakeholder lainnya.

Juga hadir Kepala sekolah Yul Futwembun, S.Ag dalam sambutannya melaporkan jumlah siswa SDN 1 saat ini sebanyak 483 sehingga perlu direlokasi ke tempat yang baru agar kedepan SDN 1 bisa dikembangkan menjadi sekolah model. Sedangkan usul saran beberapa orang tua murid agar dapat bangunan baru di lokasi yang baru segera diputuskan oleh PUPR Maluku.

Senada dengan itu, kepala bidang pembinaan SD DisdikBud Kepulauan Tanimbar Julius Batlayeri berharap agar bangunan sekolah yang baru dengan anggaran mencapai Rp 6 miliar rupiah dapat dibangun di lokasi yang telah disiapkan oleh pemerintah kabupaten yakni di Jalan Ir. Soekarno agar cocok dengan penataan tata ruang untuk memperkuat pengembangan sarana dan fasilitas kedepan yang akan disiapkan pemerintah daerah.

“Baiknya di lokasi yang baru yang telah disiapkan oleh pemerintah, ini akan bermanfaat kedepan untuk generasi Tamimbar yang cerdas”, ungkap Btalayeri dalam arahan singkatnya.

Dandim 1507 Kol. Inf. Hendra Suryaningjrat yang juga merupakan salah satu orang tua murid mengatakan pihaknya akan berkomunikasi lebih lanjut dengan Penjabat Bupati Kepulauan Tanimbar agar usulan orang tua murid bisa terjawab dengan membangun bangunan baru di lokasi yang baru.

“Saya akan segera menyampaikan hal ini ke Penjabat agar dapat diperjuangkan lagi pindah bangunan ke lokasi yang baru sesuai harapan para guru dan orang tua murid”, tutur Hendra yang kini sudah dikukuhkan sebagai anak adat keluarga Refwalu di Latdalam.

Mengakhiri rapat dimaksud, Rahanwarat kembali menegaskan agar pihak PUPR Maluku segera mengakomodir permintaan komite sekolah dan para guru untuk bangunan SD yang baru bisa dibangun di lokasi yang baru yang telah disiapkan pemerintah.

“Pokoknya dipertimbangkan lagi oleh Balai PUPR Maluku agar dibangun di lokasi yang baru. Jangan semaunya saja, harus mendengar masukan juga dari pihak sekolah dan pemerintah setempat, apalagi ini untuk Tanimbar, untuk kebutuhan masyarakat di sini,” tegasnya.

Menurutnya, tidak bisa pindah lokasi karena ibukota negara saja pindah, yah ini bangunan sekolah masa tidak bisa. Kecuali ada konflik tanah yang disiapkan pemerintah. Tapi kan tidak, maka pantas bangunan baru di lokasi baru. Yang ada sekarang sempit, tidak akan ada pengembangan berbasis sekolah model lagi dan sangat sulit.

“Belum fasilitas akan sangat terbatas, tidak ada evacuation route sebagai standar evakuasi akibat bencana. Keselamatan murid-murid menjadi terutama, sehingga sekolah di lokasi sekarang tidak layak lagi, pantas dipindahkan,” tegas Rahanwarat selaku pengurus komite SDN 1 Saumlaki.

Sampai berita ini di publiskan wartawan media ini masih dalam upaya untuk dikonfirmasi ke pihak PUPR provinsi Maluku untuk demi melengkapi data yang akurat seperti diberitakan saat ini. (PR-06)