Fakfak – Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) tahun 2024 adalah program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia melalui Pusat Pelayanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) yang memfasilitasi putra-putri terbaik bangsa Indonesia khususnya anak-anak asli Fakfak untuk belajar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, yang telah lulus seleksi.

Itu dijelaskan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Fakfak, Mahmud La Biru dalam sambutannya pada acara pelepasan ke 42 mahasiswa program beasiswa ADik tahun 2024 di Ballroom Hotel Grand Papua Fakfak, Jumat (9/8/2024) tadi malam.

“Memang dari sekian banyak yang ikut seleksi, yang lulus hanyalah 42 anak ini saja. Inilah rahmat berkah dari yang maha kuasa dilimpahkan kepada kita semua. Inilah adalah sebuah penghargaan yang diberikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia kepada anak-anak kita kemudian dibiayai sampai selesai. Jadi pembiayaan ini dari SPP kemudian ada biaya-biaya lain dari kementerian, kemudian dari Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Fakfak,” jelas Mahmud La Biru.

Oleh karena itu, Kadispora Mahmud La Biru mengharapkan dalam proses pendidikan nanti harus mendapatkan hasil yang terbaik.

“Harapan Pemerintah Kabupaten Fakfak melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, seluruh masyarakat Fakfak terutama orang tua agar anak-anak kita ini mendapatkan hasil yang terbaik, harus menjadi manusia-manusia yang berkualitas. Kualitas pemikirannya, otaknya, kualitas akhlaknya dan kualitas tingkah lakunya, sehingga anak-anak kita betul-betul berkualitas,” pesan Mahmud La Biru.

Dalam sambutannya, Mahmud La Biru terus mengingatkan, selama proses pendidikan harus menjadi mahasiswa yang terbaik. Terbaik dalam proses pembelajaran maupun berada dalam organisasi-organisasi kemahasiswaan di perguruan itu, ataupun berada dalam lingkungan di mana mahasiswa itu berada.

“Kita harus mampu melakukan penyesuaian dengan lingkungan kampus maupun lingkungan di mana kita tinggal, Siap ya…,” tanya Kadispora Mahmud La Biru sembari di jawab mahasiswa-mahasiswa “Siap”.

Kenapa harus siap, sambung Mahmud La Biru,  karena di perguruan tinggi anak-anak (mahasiswa-mahasiswi) bertemu dengan berbagai mahasiswa, dari berbagai daerah.

“Indonesia ini bersuku-suku bangsa, berbeda bahasa, warna kulit, rambut, agama untuk itu kita harus mampu melakukan penyesuaian. Itulah Indonesia,” kata Mahmud La Biru.

Indonesia, kata Kadispora Mahmud La Biru, Indo itu campuran, dari austronesia dan melanesia, jadi Indonesia terdiri dari berbagai jenis warna kulit, bahasa, budaya dan lain sebagainya.

“Ini kita harus mampu menjadi satu, di tempat di mana kita berada. Kita harus membawa nama baik daerah ini, membawa nama baik orang tua, kemudian membawa nama baik bangsa ini,” ujarnya lagi.

Belajar tentang berbagai hal itu, menurut Mahmud La Biru, di era teknologi sekarang ini sangat penting, karena bisa belajar apa saja dan kita harus mampu melakukan penyesuaian apa saja yang harus di pelajari.

“Dengan siapa kita berteman, kemudian dengan apa kita berteman, kita tahu apa yang harus lakukan, tugas kita adalah belajar. Belajar dengan berbagai hal yang sifatnya positif, yang baik-baik saja. Kalau kita berteman, ada teman yang melakukan hal-hal yang negatif, tidak usah berteman, karena kalau kita berusaha berteman dengan orang-orang yang melakukan hal-hal yang negatif sehari dua hari, seminggu dan sebulan pasti kita mengikuti dia. Jadi kita harus selektif betul dengan siapa kita berteman di lingkungan di mana kita berada, kalau itu yang bisa kita lakukan, kita bisa mendapatkan hasil yang terbaik,” pesan Mahmud La Biru. (pr)