Fakfak – Prosesi adat Meri Totora yang dilakukan masyarakat Kampung Wartutin dalam rangka mengawali panen pala, menjadi sorotan sejumlah pihak, termasuk kalangan akademisi dan pemerintah daerah. Ritual ini bukan sekadar tradisi, tetapi mencerminkan kearifan lokal yang sarat nilai spiritual, sosial, dan ekologis.
Dr. Ronald Helwelsery, M.Si., salah satu akademisi di Fakfak, menjelaskan, Meri Totora merupakan ekspresi pengetahuan dan praksis lokal masyarakat petani yang dilandasi oleh keyakinan akan pemeliharaan Tuhan Semesta Alam.
“Dalam ritual ini terungkap berbagai relasi penting: antara manusia dan Tuhan, manusia dengan alam, serta manusia dengan sesama yang berakar dari keluarga dan marga,” jelas Ronald.
Ia menambahkan, tanaman pala dalam konteks budaya Fakfak tidak hanya dilihat sebagai komoditas ekonomi, melainkan sebagai simbol perempuan—ibu, putri, atau saudara perempuan yang dimuliakan dan dihormati sebagai pemberi hidup serta saluran berkat Tuhan.
“Pohon pala adalah simbol kehadiran perempuan yang menjadi wahana kasih dan kehidupan. Maka dari itu, tanaman pala juga merupakan komoditas kultural, sosial, dan religius dalam sejarah masyarakat asli Fakfak,” ujar Ronald.
Sayangnya, ritual ini kini mulai jarang dilakukan. Selain pengaruh agama-agama samawi, pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat lokal juga menjadi faktor penyebab menurunnya pelestarian prosesi adat ini.
Pemerintah daerah pun turut memberi perhatian. Plt. Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, Widi Asmoro Jati, S.T., M.T., menyampaikan apresiasinya terhadap pandangan akademisi tersebut.
“Benar, Pak Doktor. Ilmu Bapak yang saya coba lestarikan, menggabungkan aliran antroposentrisme, biosentrisme, ekosentrisme, dan deep ecology, seperti konsep Meri Totora yang sudah ada dalam sistem tata kelola lokal. Ini menyeimbangkan nilai-nilai tradisional dan kekeluargaan untuk menghormati alam dan Sang Pencipta. Terima kasih, Pak Doktor,” ucap Widi.
Dengan kesadaran akan makna dalam ritual Meri Totora, diharapkan pelestarian budaya lokal tetap sejalan dengan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. (st/pr)
Dapatkan berita terupdate dari PrimaRakyat.Com di:











Tinggalkan Balasan