Ambon – Monica Akihary penyanyi berdarah Maluku pertama yang menerima Boy Edgar Prize.  Sejak penyelenggaraan tahun 1963 dengan nama Wessel Ilcken Prijs,  penghargaan semula ditujukan kepada penyanyi pendatang baru dan solois jazz muda yang potensial.

Seperti dilansir Malukupost.com, sepanjang 43 tahun sejarah Boy Edgar Prize,  Monica menjadi perempuan keempat yang menjadi penerima penghargaan.  Tiga perempuan sebelumnya adalah vokalis Greetje Bijma (1990), gitaris dan komponis Corrie van Binsbergen (1997/1998) serta peniup saxofon dan komponis Tineke Postma (2015).

“Beta perempuan pertama dari warna kulit coklat,” ujar Monica Vokalis Boi Akih dikutip dari Malukupost.com. Kamis (14/12/2023).

Sementara itu, Penyerahan penghargaan diberikan kepada Monica dalam suatu seremoni yang disiarkan langsung dari Studio Bimhuis TV, Rabu (6/12) pekan lalu.

Dewan juri Boy Edgar Prize diketuai Cecile de Vos dengan anggota-anggota Shishani Vranckx, Marieke Meischke, Bart Maris, Mike Bindraban, Adri Braat, Raluca Baicu, dan Maite Hontelé.

Menurut Dewan Juri, Monica adalah seorang musisi yang terus membangun karya menarik selama bertahun-tahun dan bekerja dengan banyak mitra musik. Dia secara aktif mencari petualangan dalam kolaborasi ini – yang seringkali berani – dan tidak berhenti pada hal-hal yang merugikan.

“Dengan jalurnya sendiri yang terus dia ubah, dia mengejutkan para musisi dan penonton. Dia tidak hanya dapat dilihat di panggung dan festival jazz paling penting di Belanda, tetapi dia juga tahu bagaimana menampilkan dirinya secara internasional. Selama pertunjukan live, dia memberikan kesan mendalam sebagai seorang improvisasi dan pendongeng,” demikian paparan juri sebagaimana disiarkan Bimhaus TV, dikutip dari Malukupost.com. (jm/pr)