Fakfak – Ibadah Minggu Sengsara Tuhan Yesus yang ke-6 di Gereja Kristen Injili (GKI) Jemaat Imanuel Fakfak berlangsung khidmat pada Minggu pagi (6/4/2025), pukul 09.00 WIT.

Ibadah ini dipimpin Pendeta Frangki Paksoal, S.Th dan dihadiri oleh jemaat setempat yang datang dengan hati siap untuk merenungkan kasih Tuhan di tengah realitas kehidupan.

Mengangkat tema “Menghadapi Ketidakadilan dengan Bijak”, Pendeta Frangki mengajak jemaat merenungkan firman Tuhan dari Injil Matius 26:57–68, di mana Yesus menghadapi ketidakadilan secara langsung di hadapan Mahkamah Agama.

Dalam khotbahnya, Pendeta Frangki menekankan bahwa ketidakadilan bukanlah hal asing dalam kehidupan manusia.

“Kita bisa mengalaminya di mana saja di gereja, tempat kerja, lingkungan sosial, bahkan dalam keluarga. Kita bisa saja dihina, disalahpahami, atau dituduh atas hal yang bukan kesalahan kita,” ujarnya.

Namun, respons terhadap ketidakadilan adalah kunci utama. Pendeta Frangki mengajak jemaat untuk tidak membalas dengan kemarahan atau kebencian, melainkan meneladani Yesus yang tetap tenang dan bijak saat menghadapi pengadilan yang tidak adil.

Yesus menunjukkan bahwa menghadapi ketidakadilan memerlukan keberanian untuk tetap berpegang pada kebenaran. (Ayat 57-64).

Meski risiko dan penderitaan menyertainya, iman kepada Allah yang adil menjadi kekuatan untuk tetap berdiri teguh.

Yesus tidak membalas hinaan atau kekerasan yang diterimanya. Ia menyerahkan semuanya kepada Allah. (Ayat 65-68)

Pendeta Frangki menekankan pentingnya hidup dalam kasih dan menghindari keinginan untuk membalas.

“Biarlah Tuhan yang menjadi hakim, dan kita tetap berjalan dalam kasih,” ujarnya.

Di tengah tekanan dan ketidakadilan, Yesus tetap menjaga kedamaian hati dan menunjukkan kepercayaan penuh pada rencana Allah. (Ayat 64)

Jemaat diajak untuk memiliki ketenangan hati serupa dan percaya bahwa Tuhan berdaulat atas segala keadaan.

Pendeta Frangki mengingatkan bahwa penderitaan, meskipun berat, seringkali memiliki makna yang dalam.

Sebagaimana penderitaan Yesus berujung pada keselamatan dunia, penderitaan yang kita alami juga dapat menjadi jalan bagi pertumbuhan rohani dan kesaksian iman.

Ibadah Minggu ini menjadi momen reflektif yang menguatkan jemaat untuk tidak goyah di tengah ketidakadilan, melainkan belajar dari teladan Yesus Kristus sumber hikmat, kasih, dan pengharapan sejati. (Salmon Teriraun)

Dapatkan berita terupdate dari PrimaRakyat.Com di: