Fakfak – Menjelang pelaksanaan rapat teknis pembahasan Adendum Andal BP Berau Ltd, Wahyu Rumagesan tokoh pemuda Petuanan Arguni menyampaikan berbagai harapannya.

Wahyu Rumagesan berharap, masyarakat yang terkena dampak maupun Pemerintah Daerah Fakfak, harus memanfaatkan momentum ini dengan baik.

“Kita patut bersyukur investasi yang hadir di daerah kita membawa harapan berupa kemajuan dalam berbagai hal. Investasi masuk, tentu membawa rentetan gerbong peluang kesejahteraan melalui kesempatan kerja,” ujar Wahyu Rumagesan dihubungan media ini via WhatsApp, Kamis (9/11/2023).

Gerbong peluang kesejahteraan sebut Wahyu Rumagesan, penyerapan potensi-potensi lokal seperti hasil laut, kebun dan pertanian, tentu ini merupakan hal yang baik bagi daerah.

“Masyarakat disekitar wilayah operasi tentu akan memperoleh privilege lain berupa beasiswa pendidikan, pemberdayaan ekonomi dan lain-lain,” kata Wahyu sapaan akrabnya.

Terkait hal ini, Wahyu menuturkan agar moment dalam rapat Adendum Andal ini, poin-poin tersebut yang menjadi aspirasi masyarakat dampak, harus dipastikan untuk terakomodir.

“Jangan sampai kita lupa bahwa kehadiran investasi, tentu juga ada dampak yang ditimbulkan selain dampak positif, tentu ada dampak negatif. Pemrakarsa tentu telah melakukan studi amdal ini dengan baik, melakukan mitigasi terhadap dampak yang akan timbul dari pengembangan proyek UCC ini,” jelasnya.

Terkait dampak negatif tadi, maka Sambung Wahyu, kiranya ada kompensasi yang diberikan kepada masyarakat dan lewat kesempatan ini agar termuat menjadi komitmen Amdal.

Harapan tokoh muda yang juga seorang pengusaha ini, agar masyarakat memprioritaskan hal-hal penting seperti pendidikan baik beasiswa berjenjang hingga sekolah terpadu dengan model asrama.

“Mengingat, kita masyarakat pesisir petuanan Arguni, belum punya Sekolah tingkat menengah pertama hingga tingkat atas, ini tentu jika dimuat dalam aspirasi, akan sangat bermanfaat  bagi generasi penerus. Tidak perlu lagi jauh-jauh bersekolah ke Kokas hingga Fakfak, jika sudah ada sekolah asrama di wilayah sekitar Arguni,” harapnya.

BP tangguh lanjut Wahyu, sangat berpengalaman dalam hal membangun fondasi pendidikan melalui apa yang pernah lakukan BP Tangguh di Bintuni sehingga dia berharap agar Fakfak yang akan menjadi Kabupaten penghasil melalui sumur Ubadari bisa merasakan hal yang sama dengan kehadiran BP terutama di bidang pendidikan.

“Hal penting lain agar masyarakat tidak semata-mata menganggap kompensasi ekonomis adalah hanya bebentuk uang cash,” katanya.

Menurut Wahyu, jika tuntutan seperti itu, sebaiknya bukan dalam bentuk uang cash, melainkan dikonversi kedalam saham PI (participating interest) milik Pemerintah Daerah Fakfak melalui Perusda yang dibentuk.

“Ini lebih punya nilai, karena masyarakat petuanan akan memiliki saham melalui Perusda milik Pemda Fakfak, meski mungkin kecil rasionya terhadap nilai investasi UCC. Namun jika kebijakan lain bisa diperoleh melalui kesepakatan dengan Pemerintah Daerah Fakfak berupa porsi dari bagian DBH Migas Fakfak lalu dikonversi setiap tahun kedalam penambahan nilai saham milik masyarakat petuanan melalui Perusda,” tandasnya. (pr)