Fakfak – Tim dari perusahaan riset dan pengembangan parfum internasional bernama L’atelier Francais Des Matieres (AFDM) dari Prancis melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Kamis 25 April 2024.
Itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Fakfak, Widhi Asmoro Jati kepada media ini, Minggu (28/4/2024).
“Iya benar, Tim dari perusahaan riset dan pengembangan parfum internasional bernama L’atelier Francais Des Matieres atau disingkat AFDM melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Fakfak,” ujar Widhi Asmoro Jati.
Kunjungan kerja atau kunker di beberapa lokus lokasi melihat secara dekat proses pembenihan hingga pemanenan pala, minyak kayu putih dan cengkeh.
“Mereka sempat mengunjungi Laboratorium Hayati pengujian kadar mutu pala dan pengendalian hama penyakit di kantor dinas Perkebunan Fakfak,” kata Widhi sapaan akrabnya.
Tim AFDM berjumlah dua orang, yakni Mr. Phlips ahli Parfum dan Mr. Remi ahli Laboratorium datang Bersama Ketua Yayasan Kaleka Stenly mewawancari petugas Laboratorium uji mutu kadar, Ali Muin Hobrow, Amd dan petugas laboratorium pengendalian hama penyakit.
“Mr. Phlips ahli Parfum dan Mr. Remi ahli Laboratorium Tim yang telah berhasil memisahkan senyawa safrol yang ada pada minyak Pala Tomandin yang cukup tinggi,” ungkapnya.
Tim AFDM sangat mengapresiasikannya walaupun dengan kondisi sapras (sarana prasarana) Lab yang sangat sederhana namun bisa menunjukkan kemampuan dalam mengetahui kadar mutu dari pala dan telah menggambarkan penyebab kerusakan tanaman akibat adnya hama dan penyakit yang perlu diintervensi dalam proses penanganan terhadap komoditi ini.
“Dari hasil kunjungan Tim AFDM menganjurkan agar metode pendekatan ramah lingkungan untuk mengelola tanaman menjadi cara yang terbaik dalam memecahkan masalah hama penyakit yang menyerang tanaman pala karena tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada resiko lingkungan dan kesehatan serta tidak mempengaruhi hasil produk untuk masuk di dalam perdagangan dunia. Sehingga Teknik ini terus di edukasi kepada petani pala agar bisa menjaga tanamannya,” jelasnya.
Jika nantinya sudah ada kolaborasi bisnis antara Pemda dengan perusahan perancis dalam memanfaatkan produksi turunan pala yang dihasilkan melalui atsiri, maka Lab ini akan di bantu untuk kembangkan melalui Kerjasama dengan Yayasan Kaleka sebagai inisiator baik dari sisi peralatan, metode dan mekanisme di dalam pengujian kadar air yang menambah nilai kualitas produk pala Fakfak.
Sementara dari penjelasan petugas lab uji kadar dan hama penyakit, lebih pada penjelasan operasional selama ini yang dilakukan dalam memenuhi permintaan pelaku pasar untuk pengiriman pala dalam mengetahui kadar air dan penanganan terhadap tanaman pala yang terserang hama dan penyakit serta faktor-faktornya.
Tim AFDM juga berharap ke depan Lab ini dapat dikembangkan sebagai pusat pembelajaran Masyarakat di Fakfak dan Kabupaten Fakfak harus memiliki Sekolah Pala agar dapat mendorong komoditas Pala Fakfak yang sudah terkenal dan memiliki nilai diversifikasi yang sangat ekonomis bila dikemas untuk kebutuhan internasional seperti parfum, wine dan minuman lainnya yang menjadi konsumsi dunia.
“Lab ini sementara sedang dibenahi untuk memberikan pelayanan publik bagi Masyarakat, anak sekolah serta pusat kunjungan dan konsultasi masyarakat,” kata Widhi.
Setiap hari lab tersebut di buka sesuai dengan jam kerja kantor untuk masyarakat atau pekebun pala bisa datang belajar dan berkonsultasi.
“Saya sebagai PLT, selalu menunggu kedatangan masyarakat pekebun pala untuk bisa menyampaikan keluhan terhadap tanaman pala bila ada terserang hama dan penyakit,” ujar Widhi.
Dalam waktu dekat juga, kata Widhi, pihaknya akan memberitahukan kepada semua Lembaga Pendidikan di Fakfak, sekolah-sekolah untuk bisa mengunjungi dan memanfaatkan lab ini sebagai edukasi dalam mengetahui perkembangan Komoditas Pala dari sisi sarpras produksi penanaman, perlindungan tanaman Perkebunan pala dan pengolahan pemasaran yang tersedia ditetapkan sebagai unggulan daerah.
“Kebetulan kami juga punya rumah produksi Balsem dan Sabun Pala dengan peralatan, minimal bisa memberikan edukasi bagi masyarakat dalam pengembangan Pala sebagai komoditas unggulan Fakfak,” tandasnya.
Diketahui, kehadiran AFDM dari Perancis di Kabupaten Fakfak merupakan upaya kerja sama Pemda Fakfak melalui Dinas Perkebunan Fakfak dengan salah satu funding dari Yayasan Kaleka yang konsetrasi pemerhati komoditas dan pelestarian hutan. Kehadiran AFDM ini secara dekat melihat proses pengolahan Pala Tomandin Fakfak untuk bahan baku produk hilirisasi. (pr)
Tinggalkan Balasan