
Fakfak – Pala menjadi penghasil pokok Masyarakat lokal Fakfak yang telah memiliki nilai ekport, sehingga perlu untuk terus dilakukan perluasan dan pemeliharaan melalui dukungan program Ekstensifikasi dan Rehabilitasi bahkan dilakukan melalui intensifikasi agar benar-benar jaminan terhadap hasil produktivitas meningkatkan secara kuantitas dan produk berkualitas.
Agar Pala tumbuh dengan sehat, terus dilakukan intervensi melalui perlindungan tanaman Perkebunan untuk meminilisir serangan hama dan penyakit.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT mengatakan, beberapa pohon, di beberapa lokasi Kebun Pala sudah mulai terlihat adanya tanda-tanda Hama Penggerak Batang atau terkena kanker batang dan adanya hewan yang menyerang tanaman pala.
“Bentuknya terjadi lubang-lubang kecil yang dijadikan rumah Hama seperti serangan kumbang dan jenis hewan lain,” ujar Widhi sapaan akrabnya di Fakfak, Minggu (14/1/2024).
Gejala kerusakan batang pala, kata Widhi kelihatan membentuk bulatan seperti di Bor pada pohon Pala yang berdiameter 1-2 cm bahkan semakin lama-semakin besar jika tidak dilakukan pengobatan atau dicari solusinya.

“Nah di Tahun 2024, Dinas Perkebunan Fakfak melalui Bidang Perlindungan Tanaman Perkebunan, mulai antisipasi dengan mengedukasi Para Pekebun pala,” kata Widhi.
Lanjut Widhi, tujuannya agar dapat melakukan intervensi melalui cara sederhana seperti dengan melakukan penggunaan bahan sederhana seperti spertus yang ditetes di kapas lalu di masukkan ke dalam Lubang gerek tadi dan di sumbat menggunakan hamparan atau pelepah yang ada di sekitarnya, agar hama segera terhindar.
“Demikian pula menganjurkan agar di sekitar Kebun Pala dapat dilakukan pengasapan ringan dan menanam dengan tanaman apotik obat-obatan seperti serei, lengkuas, dan Pohon Sirsak atau istilah lokal dengan Nangka Belanda yang cukup memiliki bau yang menyegat agar hama terusir dan menjauh,” jelasnya. (pr)
Tinggalkan Balasan