Fakfak – Perhelatan akbar demokrasi di depan mata, Pada pesta demokrasi ini, rakyat akan memilih Bupati dan Wakil Bupati Fakfak dalam Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada tahun 2024.

Hanya saja perhelatan ini masih menyisihkan suatu kegundahan, yaitu adanya politik uang atau lebih populer di masyarakat dengan sebutan “serangan fajar”.

Serangan fajar begitu mengakar di masyarakat setiap kali akan menggelar perhelatan pesta demokrasi. Bahkan Ketua Bawaslu Kabupaten Fakfak, Arifin Takamokan menyatakan, Pemilu 2024 lalu Kabupaten Fakfak, Papua Barat masuk dalam 10 besar Money Politik atau politik uang.

Namun, pihaknya melakukan proses pengawasan sehingga saat ini Fakfak dikeluarkan dari Money Politik 10 besar, namun Kabupaten Fakfak masuk dalam urutan pertama rawan tinggi pungut hitung satu Indonesia.

Berkaca Pemilu 2024 lalu, maka Ketua Tim Relawan Rakyat Bersatu, Salim Alhamid mengingatkan masa pendukung dan simpatisan calon Bupati Fakfak Untung Tamsil dan calon Wakil Bupati Fakfak Yohana Dina Hindom berjargon Uta’Yoh untuk memerangi money politik.

“Saya tidak mendoktrin cara berpikir bapa, mama dorang semua pendukung dan simpatisan Uta’Yoh, tetapi saya menyebutkan ada 3 kriteria pemilih yang menentukan sikap memilih siapa itu, ada tiga orang,” ujar Salim Alhamid pada Kampanye Terbatas sekaligus Perdana Pasalon Uta’Yoh di Kampung Kayu Merah, Distrik Fakfak Tengah, Ksnupaten Fakfak, Papua Barat, Rabu (25/9/2024).

“Yang saya maksudkan tiga orang masuk dalam tiga kriteria manusia memiliki karakter memilih, yang pertama yaitu pemilih tradisional,” terangnya.

Pemilih tradisional ini, menurut Salim Alhamid, orang-orang yang biasa-biasa saja dan ada juga pemilih transaksional. Pemilih transaksional itu lebih cenderung kepada uang.

“Tapi saya mau bilang besok itu, kalau ada yang datang dengan uang, ambil uangnya dan jangan coblos dia. Tapi kalau tidak ambil uang mereka juga tidak apa-apa, yang penting jangan coblos mereka,” tegasnya. (pr)