Fakfak – Jemaat Gereja Kristen Injili (GKI) Imanuel Fakfak menggelar ibadah akhir bulan Mei 2025 dengan nuansa etnik Maluku yang kental dan penuh makna spiritual, Sabtu malam (31/5/2025).
Ibadah yang berlangsung khusyuk di gedung gereja GKI Imanuel Fakfak ini dipimpin oleh Pdt. Frangki Paksoal, S.Th., dengan suasana penuh sukacita dan kekeluargaan dalam bingkai budaya Maluku.
Sejak awal ibadah, para pelayan memasuki ruang gereja diiringi tarian tradisional khas Maluku. Suara lantunan pujian dalam dialek Ambon menggema, menyambut jemaat yang hadir:
“Lonceng Gareja su babunyi… Gandong ee, mari bakira katong maso jua… Duduk badiam di kaki Yesus manise…”
Lagu-lagu bernuansa lokal ini tidak hanya menambah kehangatan ibadah, tetapi juga mengajak jemaat untuk lebih dalam meresapi kasih Tuhan dalam budaya yang akrab di hati mereka.

Setelah tarian pengantar, rangkaian ibadah dilanjutkan dengan pujian dan persembahan. Uniknya, selain membawa persembahan uang, jemaat juga mempersembahkan makanan tradisional ala Maluku, sebagai simbol syukur dan kebersamaan.
Kelompok ibu-ibu etnik Maluku turut mempersembahkan sebuah tarian rohani berjudul “Api Injil Su Manyala”, yang menggambarkan semangat penginjilan yang terus menyala dari generasi ke generasi:
“La biar api Injil tarus manyala… Oh, manyala di katong pung hati… La biar akang terus pung cahaya, terus terpancar di Tanah Papua…”
Lewat gerak dan syair, pesan iman disampaikan bahwa misi Tuhan terus hidup dalam diri anak cucu, menjadi warisan rohani yang tak akan padam.
Puncak sukacita ibadah ditutup dengan penampilan vokal grup etnik Maluku lewat lagu berjudul “Tuhan Yesus Pung Karja”. Lirik lagu tersebut mengajak setiap jemaat untuk menyerahkan langkah hidupnya kepada Tuhan dan bersatu dalam karya pelayanan:

“Katong ni sapa… cuma manusia biasa… yang pono deng dosa. Tapi Tuhan mo pake… par Tuhan pung karja…”
“Biar katong seng bisa, Tuhan… kalo Tuhan seng campur tangan… mo bajalang sama-sama.”
Ibadah akhir bulan dengan nuansa etnik ini bukan hanya menjadi bentuk pelestarian budaya, tetapi juga wadah penguatan iman jemaat melalui kekayaan tradisi.
Dalam khotbah bertema “Tuhan Tempat Perlindungan” yang diangkat dari Mazmur 11:1–7, Pdt. Frangki mengajak jemaat untuk menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya sandaran dalam menghadapi tantangan hidup.
“Setiap orang, tanpa terkecuali, pasti menghadapi persoalan. Tetapi bagaimana kita merespons itulah yang membedakan kita sebagai orang percaya,” ungkapnya.
Ia menyinggung kecenderungan manusia untuk melarikan diri dari realitas, namun menekankan bahwa perlindungan sejati hanya dapat ditemukan dalam Tuhan.
“Daud, ketika dikejar dan hidupnya terancam, berkata: ‘Kepada Tuhan aku berlindung.’ Ini pilihan iman,” lanjutnya.
Pdt. Frangki mengingatkan bahwa kehidupan orang percaya bukan semata untuk dinikmati, melainkan untuk memuliakan Kristus dalam sikap hidup yang bertanggung jawab.
“Justru karena hidup cuma sekali, maka jalani dengan sungguh-sungguh. Miliki arah, tujuan, dan dasar yang kuat dalam Kristus,” tegasnya.
Ia kemudian menutup khotbahnya dengan lima respons iman menghadapi pergumulan:
- Jangan lari dari persoalan. Hadapilah bersama Tuhan.
- Bangun iman di atas dasar Kristus. Dunia bisa goyah, tapi Tuhan tidak.
- Jangan terpengaruh suara negatif. Dengarkan suara Tuhan.
- Lakukan bagian kita dengan setia. Tuhan yang menjadi hakim.
- Tetap melayani dengan kasih, bukan demi pujian manusia.
“Jadikan Tuhan tempat perlindungan dalam setiap doa, dalam keluarga, dan keputusan hidup,” pesannya menutup khotbah. “Tuhan tidak pernah tidur. Ia melihat jalan hidup kita. Maka jangan takut, larilah kepada-Nya, bukan menjauh.”
Ibadah bernuansa etnik ini tidak hanya menjadi sarana persekutuan rohani, namun juga memperkuat identitas budaya lokal dalam ruang gereja. GKI Imanuel Fakfak kembali membuktikan bahwa iman dan tradisi dapat berjalan beriringan, saling memperkaya dalam bingkai kasih Kristus.
(Reporter/Editor: Salmon Teriraun)
Dapatkan berita terupdate dari PrimaRakyat.Com di:
POTRET KEGIATAN ETNIK MALUKU DALAM IBADAH AKHIR BULAN MEI DI GKI IMANUEL FAKFAK:
Tinggalkan Balasan